Untuk kedua kalinya ku repost catatan ini, ku rasa kamu harus tahu,
Cekidot
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..
Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.
Lalu bagaimana dengan Papa?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,
tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,
tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu…
Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.
Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja….
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama….
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’)
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”
memikirkan masa depanmu nanti…
Ketika kamu menjadi gadis dewasa….
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…
Papa harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu…..
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya….
Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia….
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa….
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….
Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Coba bayangkan dan renungkan, betapa terpukul dan sakitnya hati seorang Papa kalau melihatmu gagal menjadi seorang sarjana, dan kamu duduk di panggung pelaminan dalam waktu yang belum tepat bersama seseorang lelaki yang tidak pantas menggantikan posisi papa, bersama lelaki yang tidak akan bisa memberikan kebahagiaan kepada mu, yang hanya akan membuat kamu menderita seumur hidup.
Dalam lirih doanya, sambil menangis Papa berkata “ Ya Allah aku gagal menyelesaikan tugas ku, pupus sudah harapan ku, Sia-sia sudah hidup ku, ambil sajalah nyawa ku.”
Bayangkan di kemudian hari
Papa, Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….
Papa telah menyelesaikan tugasnya….
Jangan kecewakan Papa, Jangan biarkan dia menangis kecewa karena mu.
Jika dikemudian hari Papa bertemu tuhan, jangan biarkan tuhan menghukumnya karena Papa gagal menjalankan tugasnya, menjaga dan merawat mu.
Hidupmu adalah pilihan mu, papa hanya menunjukkan jalan yang terbaik untuk kamu jalani.
Rabu, 14 September 2016
Lepaskanlah
Bila sudah tidak dapat bermanfaat bagimu…… lepaskanlah…
Bila kesempatan itu sudah berlalu… lepaskanlah……
Bila sesuatu itu menyakitkan.. lepaskanlah……
Bila sesuatu itu melukai…. lepaskanlah……..
Bila kesempatan itu sudah berlalu… lepaskanlah……
Bila sesuatu itu menyakitkan.. lepaskanlah……
Bila sesuatu itu melukai…. lepaskanlah……..
Bila sesuatu itu menakutkan dan menghantuimu…… lepaskanlah…….
Bila seseorang itu tidak bisa berubah….. lepaskanlah……..
Bila sesuatu telah berubah…… lepaskanlah………
Bila seseorang tidak dapat lagi memenuhi keinginanmu… lepaskanlah……
Jangan biarkan ada yang melukai hatimu
Bila seseorang itu tidak bisa berubah….. lepaskanlah……..
Bila sesuatu telah berubah…… lepaskanlah………
Bila seseorang tidak dapat lagi memenuhi keinginanmu… lepaskanlah……
Jangan biarkan ada yang melukai hatimu
Ada Cinta di LIA
Senin
Malam itu dengan berat langkah menuntun ku mengikuti jadwal rutin les
Bahasa Inggris every three time a week in LIA Jogja. Kali ini aku harus
hadir karena sudah satu minggu absent, dan hari ini adalah dua minggu
terakhir ku masuk kelas menjelang test kenaikan level.
Kalau bukan desakan mama, tidak mungkin aku mau mengikuti rutinitas yang menurut ku sangat membosankan. Belum ditambah dengan rutinitas kampus yang cukup padat, hfff….mending kongko-kongko dengan teman-teman, pastinya lebih asik.
Saat itu aku ada di level Intermadiate 4, dengan teman sekelas yang sudah banyak ku kenal, karena sudah dari level pertama kami satu kelas. Namun ada beberapa wajah-wajah baru yang asing bagi ku.
Karena sudah comfort dengan banyak teman lama, aku sama sekali tidak mengenal dan berniat kenalan dengan anak-anak baru. Yah…beginilah aku, bukannya sombong tapi sudah jadi watak ku dari dulu.
Dengan kecepatan tinggi ku kendarai motor kesayangan ku “Ariel” Kwakakakak…karena suaranya merdu seperti Ariel Peterpan, “Ugh..aku sudah telat 30 menit” gerutu ku. Dan ternyata benar, pelajaran sudah mulai saat aku tiba.
Dengan gaya ku yang cuek, seperti biasa aku mengenakan T-shirt,Jeans balel dan sepatu kats.
Semua mata tertuju kepada ku, termasuk tentor ku Mr. Geovano, ”I’m sory for coming late sir” aku meminta maaf. Mr. Geovano hanya tersenyum memandang ku dan mempersilahkan ku duduk “Never mind, please come in”. lalu aku masuk dan mencari tempat duduk.
OMG aku harus duduk di tengah kelas sendirian karena bangku yang tersusun dalam bentuk U sudah penuh. Sambil celingak-celinguk, masih ku cari bangku lain yang kosong, ough ternyata masih ada satu bangku kosong diantara cowok-cowok, tapi tak apa lah dari pada duduk di tengah-tengah jadi center of attention. Akhirnya aku pindah ke bangku yang kosong itu.
Saking tidak moodnya aku hari itu, teman yang ada di samping kiri kanan pun aku tidak tahu.
Tentor menginstruct kami untuk membuat conversation between docter and patient, work in fair dengan teman yang ada di sebelah.
Gosh,..terkejutnya aku saat ku tahu siapa partner ku.
ERrrrhhh…what the hell happened to me, cowok yang selama ini menjadi rival ku di kelas. ntah siapa namanya. I hate him , I don’t like him anymore.
Tahu kah.? Dia amat sangat mengesalkan, dia anak baru tapi sok hebat menurut ku. Dia yang membuat Mr Geovano yang selama ini selalu menunjukku untuk menjawab setiap pertanyaannya, kini sudah mulai berpaling with this damn boy beside me. “Kenapa sih Mr.Geovano sangat interest dengannya? Padahal kan jawabannya standard, kadang juga sering salah-salah, agh….kalau hanya itu aku juga bisa tapi aku lagi tidak mood makanya jadi jarang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan” bisikku dalam hati.
Menurut ku laki-laki yang ada di sebelah ku ini Inggrisnya pas-pasan, Dia hanya punya modal berani tampil makanya Mr Geovano lebih interest dengannya, jujur aku merasa tersaingi. Dan aku tidak suka itu.
Kekesalanku ku, membuatku under estimate dengannya. Jadi walaupun work in fair, tetap ku kerjakan tugasnya sendirian tanpa berkerjasama dengannya. Dia hanya menatap pada kertas yang ku buat. Raut muka ku yang jutek membuat dia tidak berani berkomentar banyak.
Sesekali dia berkata “ Itu gramernya salah, tidak menggunakan bentuk lampau tapi present”. Aku hanya diam tapi saat kuperhatikan, benar juga apa yang dikatakannya. “ Oh iyha” Jawab ku, lalu ku ubah dengan apa yang di katakannya.
Terus beberapa kali ia memberikan masukan, Gee banyak sekali gramer ku yang salah dan dikomentarinya, dia tidak menyalahkan hanya memberi masukan.
Aku mulai merasa malu, mulai ada sedikit rasa pengakuan kalau dia memang pintar.
Tidak sampai 15 menit, kami selesai mengerjakan tugas. Sekeliling masih ku lihat teman-teman masih berdiskusi. Kami hanya terdiam tanpa ada yang dibicarakan.
”Viera, kamu kuliah dimana” dia membuka pembicaraan. OMG dia tahu nama ku, sedangkan aku sendiri tidak tahu siapa namanya. Sambil ling-lung ku jawab pertanyaannya ”Oh...Aku kuliah di UII”.
Dengan rasa curious nya, ia bertanya kembali ”Jurusan apa.?”.
”Ekonomi Manajemen” Jawab ku singkat dan masih belum bersahabat.
”Wah musuhan dong” ketusnya.
”Lho kok bisa, emang kamu kuliah dimana.?” jawab ku dengan heran,
”Sama” Katanya, ”Aku juga kuliah di UII, tapi aku anak Hukum” lalu aku pun tertawa, pantas saja dia bilang musuhan karena memang anak Ekonomi dan Hukum selalu ada masalah intern.
”Tapi kita nggak ikut musuhan kan Vie.??” lanjutnya.
Akupun hanya diam sambil tersenyum sinis padanya.
”Kamu ambil program apa Vie.? Reguler apa Internasional.?”. Dia masih melanjutkan pertanyaannya seolah dia ingin tahu banyak tentang aku
“Ya regular lah, emang kamu internasional.?” Tanya ku ketus sambil sedikit meremehkan. Karenaku yakin dia pasti bukan anak kelas internasional,
secara lah program itu mengharuskan berpengantar bahasa Inggris dalam setiap pelajarannya dan mensyaratkan toefl minimal 500. Anak IP sudah benar-benar excellent in English.
Jadi tidak mungkinlah, ngapain juga ikut les Inggris kalau dia anak IP.
“Iyha, aku anak internasional program” katanya mengagetkan ku.
Haaaaa…aku tersentak tidak percaya, agh dia pasti bohong.
lalu ku lontarkan pertanyaan yang agak menyindir “ Kalau kamu anak internasional, kok masih mau ngikut kursus? “.
“hanya ingin mengisi waktu luang Vie” jawabnya singkat.
Iyha kah hanya mengisi waktu luang.? Fikirku masih tidak percaya “ Mana mungkin”. “Berarti Toefl mu 500 an dong.?” Tetap ku introgasi.
“Lebih” Jawabnya.
Ha….. benarkah?
Aku bertanya untuk meyakinkan ku “ Kamu start di LIA dari level mana?”
Dia menjawab “Dari Intermediate 3, kita sekelas kemarin”.
Ou Ou..Start dari Level intermediate 3?, berarti untuk mencapai IM 4 ia hanya butuh waktu 3 bulan, dan aku…aku start dari level basic, dan butuh waktu hampir 2 tahun untuk mencapai level IM 4. Hebat banget dia, apa ia jujur?.
Tapi bisa jadi, tadi saja dia banyak mengkeritik gramer ku yang banyak salah. Pantas saja dia selalu lebih aktif di kelas menjawab pertanyaan-pertanyaan tentor, dan pantas pula dia lebih diperhatikan Mr Geovano akhir-akhir ini.
Yah aku sudah mulai sedikit mengakuinya, dan aku mulai menyadari kalau selama ini aku memang angkuh karena tidak mau disaingi.
Pembicaraan singkat kami terputus karena kami harus membacakan hasil tugas kami. Dan ouh hasilnya, conversation kami lebih baik dari teman-teman lainnya.
Setelah kelas berakhir, kami bergegas pulang satu persatu antri keluar ruangan. Lalu tiba-tiba dia menyodorkan tangannya pada ku sambil berkata” Senang kerjasama dengan mu Vie.”.
Aku pun membalas jabat tangannya sambil tersenyum “Sama-sama, Ohya, nama mu siapa.? Maaf aku lupa” Aku bertanya balik sambil pura-pura lupa, padahal selama ini aku memang tidak pernah tau siapa namanya.
”Nama ku Aditya, Aditya Kuntadi”.
”Oh iya...Dit Aditya...senang bisa ngobrol-ngobrol dengan mu” timpal ku sedikit bersahabat.
”Yup, see you tomorow Viera”.
Setelah itu kami pun bepisah. Di lapangan parkir aku menatap dia melajukan motornya sambil melambaikan tangan pada ku. Terus kupandangi sampai bayangannya menghilang, aku tersenyum, ada yang berubah dengan perasaan ku padanya. Yah harus kuakui ada sesuatu dari Aditya yang membuat ku tertarik.
Sejak malam itu, ntah mengapa fikiran ku di penuhi dengan Aditya.
”DA 35XX YD” gumam ku mengingat plat motor nya. Berarti dia anak Banjarmasin, Hmmm pantes cakep, hehehe...aku mulai sedikit mengakui.
Jujur ntah mengapa setiap cowok yang ku nilai cakep, pasti dia anak Kalimantan, ntah apa aku terobsesi dengan cowok kalimantan atau memang tipikal cowok idaman ku adalah cowok Kalimantan. He...aku tersenyum lebar menertawakan kegilaan ku. ”Mengapa baru kusadari sekarang” fikirku.
Awalnya aku tidak pernah semangat mengikuti jadwal les tapi semenjak ngobrol dengan Aditya, semangat ku sangat menggebu-gebu. Sampai ku rasa ada yang berubah dengan ku.
Aku kebingungan ingin mengenakan baju apa. Semua pakaian di lemariku pun berantakan ku obrak abrik, sungguh, aku ingin keliahatan menarik malam ini. Lebih kelihahan girly, akhirnya, ku kenakan kaos v neck ketat dengan lejing ¾ dan sendal high heel. Seperti mau ke pesta gumam ku sabil berkaca. Untuk sementara harus kuucapkan good bye untuk jeans balel, kaos gombrong dan sepatu converse yang selalu menemaniku.
Selalu seperti itu saat ada jadwal les. Aku selalu kebingungan dengan penampilan ku. Aku ingin Aditya tertarik pada ku.
Aku selalu memikirkan strategi untuk bisa ngobrol dengannya. Akhirnya setelah ku pelajari, aku harus datang lebih telat dari jadwal masuk. Yah...agar aku bisa memarkirkan motorku di dekat motornya dan kami bisa ngobrol di parkiran.
Di kelas pun aku memilih duduk bersebrangan dengannya, agar aku bisa puas menatap wajah charmingnya. Tanpa sadar aku sering memperhatikannya.
Salah satu bentuk kegilaan ku, aku sering pura-pura sms di kelas, padahal dengan diam-diam aku mengambil fotonya dari Hp ku. Hahahaha... aku tertawa sendiri dalam hati, puas dengan hasil jepretan kamera Hp ku. Aku tidak pernah peduli, apakah dia sudah punya pacar atau belum, “you should be mine” I thought.
Seperti biasa, dia selalu menjawab pertanyaan yang dilontarkan Mr. Geovano. Namun untuk kali ini beda, aku tidak merasa disaingi, malah aku kagum dengan semua jawabannya. Aku mulai menyadari kalau dia memang pintar. Sesekali Aku juga mencoba menjawab pertanyaan Mr. Geovano, semangat ku mulai bangkit lagi kali ini, bukan karena Inggris ku lebih baik, tapi karena ingin mendapat pengakuan dari Aditya kalau aku juga bisa.
Aku sering diam-diam menatapnya, ” Gosh..dia tampan juga, mengapa baru kusadari sekarang.?” lamun ku. dan saat tatapan ku tertangkap olehnya, aku tertunduk malu. Selalu berulang seperti itu, dan entah mengapa jantungku berdetak dua kali lebih cepat saat ia tersenyum pada ku. What goin on with me.? I think im in spark with him. Huh, it’s kind of my craziness.
Strategi ku selalu berhasil, setiap harinya aku selalu berkesempatan ngobrol dengan dia di parkiran. Kami tidak pernah kehabisan bahan obrolan. Kadang sampai semua kendaraan di parkiran habis, kami masih asik bercerita, kami mengobrolkan segala hal.
Sempat beberapa kali ia mengajak ku makan malam bersama setelah kelas berakhir.
Sering ku perhatikan Ia tertawa lepas saat mendengar lelucon ku, seolah dia benar-benar enjoy dengan ku. Aditya sangat berbeda dengan apa yang aku pikirkan tentangya sebelumnya, Dia baik dan menyenangkan.
Semakin harinya ku rasa semakin ada yang aneh dengan perasaan ku. I realize that i fall in love with him. Tapi, semakin ku resah, Karena tinggal beberapa hari lagi kami harus meninggalkan level intermediate 4. Aku takut dia akan post phone untuk level selanjutnya, atau bisa jadi kami tidak sejadwal lagi.
Sumpah aku sangat resah. Aku memutar otak agar kami bisa disatukan lagi di kelas yang sama.
Yah..aku harus menemui Ms. Heni, staf pengajaran. Dia yang mengatur kelas siswa. Aku sudah kenal Ms Heni, kami sudah sering ngobrol.
Saat ku temui Ms. Heni, kuutarakan maksudku, dia tertawa dan berkata “Memang kenapa kamu ingin satu kelas lagi dengannya? Apa kamu menyukainya?”.
Aku tersenyum dan berkilah ” Ah Ms. Heni kayak nggak pernah muda aja,...Ms, please banget yah, buat kami satu kelas lagi, yah..yah..” bujukkku.
Ms Heni balas tersenyum ”Baiklah, akan ku usahakan”.
Finaly, pengumuman kenaikan level pun keluar, aku lulus ke level Advant 1, begitupun Aditya. Dia siswa terbaik dengan score nilai tertinggi. Aku turut bahagia untuknya. Beberapa minggu dari hasil pengumuman itu, jadwal keluar. Ku lihat ada nama Aditya Kuntadi sekelas dengan ku. OMG…betapa bahagianya aku, akhirnya doa ku terkabul. “Thanks God, Thanks Ms Heni” bisikku dalam hati.
Aku berharap dikelas selanjutnya kami bisa lebih akrab dan ada kejelasan dari perasaan ku ini.
Hari pertama minggu ini, dia tidak hadir, aku heran tapi tidak apa-apa, mungkin dia ada kuliah malam.
Hari kedua dia tidak juga hadir, tetap ku dengan keyakinan kalau dia lagi sibuk dengan tugas kampus.
Dan hari ketiga minggu ini pun dia tidak datang, sampai tentor kami bun bertanya tentang Aditya. ” Kalian ada yang tahu dengan Aditya Kuntadi.? Mengapa selama minggu ini dia tidak pernah masuk kelas, apa dia tidak melanjutkan.?”.
Air muka ku cemas dan gelisah saat tentor menanyakan tentang Aditya.
Semua siswa di kelas ku pun tidak ada yang mengetahui tentang Aditya.
God...aku pun ikut gelisah, seribu pertanyaan di fikiran ku, ”ada apa dengan nya.? Mengapa dia tidak masuk.?”.
Saat kelas berkhir, ku tanyakan nomor Hp Aditya dengan teman-teman. Namun nihil, ugh..tidak ada satupun dari mereka yang tahu. ”Shit..!!!!” ku sesali mengapa tidak dari kemarin-kemarin ku minta nomor Hp nya.
Oh tuhan bagai mana ini, aku sangat merindukannya....apa yang harus ku lakukan, aku benar-benar gelisah, sampai setiap kali di parkiran ku cari-cari motornya. Ugh...tidak ada motor Ninja biru dengan plat DA 35XX YD. Aku kecewa
Dua minggu telah berlalu, Aditya belum juga masuk kelas. Honestly, i still think about him, but I try to be calm.
Senin siang, aku dan teman ku datang ke LIA, saat itu bukan jadwal kelas ku, aku hanya menemani temanku registrasi.
Saat lagi menunggu di lobby, aku melihat sosok laki-laki mengenakan hem kotak-kotak biru berdiri di sebelah teman ku. Aku berfikir keras, sepertinya aku sangat familiar dengan baju itu. And suddenly I know, itu baju yang sering dikenakan Aditya. Oh god apakah laki-laki itu Aditya.? Beranjak ku dari tempat duduk mendekati laki-laki itu, dengan tiba-tiba laki-laki itu berbalik badan dan menatap ku. Betapa kagetnya aku, laki-laki itu adalah orang yang selama ini aku rindukan. ”Aditya...” sapa ku kaget. ”Eh Viera..ngapain disini Vie.?” dia tersenyum heran pada ku. ”Oh, aku menemani teman ku registrasi, itu orangnya” kata ku sambil menunjuk ke arah temanku. ” Lha Kamu ngapain di sini, kamu kan sekelas dengan ku, kok tidak pernah masuk kelas beberapa minggu ini.? Kamu masih lanjut kan Dit.?” aku mengintrogasinya. ”Aku Post Phone dulu Vie, mau KKN, takut nanti tidak bisa bagi waktu” Jawabnya mengagetkan ku. Oh God...Aku sama sekali tidak bisa terima dengan jawabannya. Sungguh aku sangat kecewa. But i can’t do anything, aku berusaha memasang senyum manis, walau berat “ Oh gitu…” seolah tidak begitu peduli.
“Oiya Vie, urusan ku dah selesai, aku cabut dulu yah…senang bisa mengenal mu” kata Aditya. Kali ini aku tidak mampu mengalihkan tatapanku dari matanya.
Setelah diam sesaat, Aditya mengulurkan tangan kanannya yang tidak terbabat. Aku menatap tangan yang terjulur itu, aku kembali menatap mata Aditya. Dengan agak gemetar aku menyambut uluran tangannya.
Kehangatan genggaman tangan Aditya mengalir ke tubuh ku, mengisi hati dan jiwa ku, juga membuat hati ku di remas-remas. Apakah ini terakhir kalinya aku bisa merasakan Aditya menggenggam tangan ku?.
Lalu tiba-tiba Aditya menarik tangan ku dengan pelan namun yakin, menarik ku mendekatinya, menarikku ke dalam pelukannya.
Aku terpana, tercengang, tapi sama sekali tidak menghindar atau menolak. Aku membiarkan Aditya melingkarkan sebelah tangannya di sekeliling tubuh ku. Aku membiarkannya memelukku erat. Aku membiarkan diriku tenggelam dalam kehangatan Aditya. Saat itu aku berharap waktu bisa berhenti. Oh God, ada apa dengannya? Mengapa dia memelukku? Apa ia menyimpan perasaan yang sama dengan ku?.
”Aku tidak pernah menyesal mengenal mu Dit”. Gumam ku. Ku lihat Aditya menelan ludah dan air matanya nyaris jatuh. ”Yah, aku pun juga”, katanya. Ia mengucapkan setiap kata dengan pelan, jelas dan tegas.”Terima kasih”.
Dia melepaskan pelukannya dan menjauh menuju pintu keluar, aku tercengang dengan tatapan yang tidak bisa lepas dari nya. Saat di pintu keluar, dia sempat menoleh ke belakang menatap kearah ku, dan tatapan kami pun bertemu. Kami saling melontar senyum, dia pun berlalu.
Sumpah aku belum siap, Aditya jangan pergi pinta ku dalam hati. Jangan pergi.......
Kaki ku mendadak lemas, aku memutar tubuh dan harus bersandar di tembok supaya tidak jatuh. Aku merasa pusing, seakan seluruh darah di tubuh ku terserap keluar. Tangan ku dingin dan setelah itu aku tidak bisa merasakan apa pun, bahuku tegang. Dada ku berat sekali. Paru-paru ku tidak mau berfungsi. Aku tidak bisa bernafas. Kepala ku serasa berkabur, tidak bisa memikirkan apa pun. Pandangan ku buram tidak bisa melihat apa pun. Telingaku berdenging tidak bisa mendengar apapun. Aku menarik nafas panjang lalu mengangkat tangan kanan ku dan di tempelkan di dada. Sakit...
Ntah kapan bisa berjumpa dengannya lagi. Besok.? Lusa.? Atau takkan pernah sama sekali.
Malam harinya, Aku tidak bisa tidur. Aku hanya duduk diam di pinggir jendela kost ku sambil memandangi pohon-pohon. Jam sudah menunjukkan pukul 02.24 dini hari dan aku tidak mengantuk sedikitpun. Demi tuhan aku bingung ada apa dengan diri ku.
Ketika malam itu harus berakhir, aku merasa tidak rela. Perlahan-lahan kenyataan mulai menghampiri dan aku belum siap menerimanya.
Aku bertanya-tanya dalam hati, ”Tuhan mengapa singkat sekali, bolehkah aku hidup dalam mimpi?. Apa yang akan terjadi kalau aku tidak mau menerima kenyataan? Apa yang akan terjadi?”.
Aku terjatuh duduk di lantai, kedua tangan ku menutupi wajah, bahuku berguncang keras dan tubuh ku masih gemetar, kemudian aku membisikan pengakuan ku ”Tuhan ....Aku mencintainya”
Oh panah cupid sedang tidak mengarah pada ku. Aku harus mengakhiri rasa ini, Aku tak berani bermimpi lagi untuk berharap, karena berharap ia kembali sama artinya berharap salju turun di Jogja, imposible bukan.?
Yah lupakan...walau berat dan butuh waktu untuk itu. Aku janji Aku akan baik-baik saja.
Satu hal yang sangat ku sesalkan, aku belum sempat mengutarakan perasaan ku padanya, sehingga dia tidak akan pernah tahu bahwa cinta ku pernah ada untuknya.
Baiklah Aditya aku harus berterima kasih pada mu atas perasaan ini. Walaupun tidak berakhir indah tapi ini mengajarkan ku pada satu hal bahwa cinta itu tidak dapat dipaksakan.
Kalau bukan desakan mama, tidak mungkin aku mau mengikuti rutinitas yang menurut ku sangat membosankan. Belum ditambah dengan rutinitas kampus yang cukup padat, hfff….mending kongko-kongko dengan teman-teman, pastinya lebih asik.
Saat itu aku ada di level Intermadiate 4, dengan teman sekelas yang sudah banyak ku kenal, karena sudah dari level pertama kami satu kelas. Namun ada beberapa wajah-wajah baru yang asing bagi ku.
Karena sudah comfort dengan banyak teman lama, aku sama sekali tidak mengenal dan berniat kenalan dengan anak-anak baru. Yah…beginilah aku, bukannya sombong tapi sudah jadi watak ku dari dulu.
Dengan kecepatan tinggi ku kendarai motor kesayangan ku “Ariel” Kwakakakak…karena suaranya merdu seperti Ariel Peterpan, “Ugh..aku sudah telat 30 menit” gerutu ku. Dan ternyata benar, pelajaran sudah mulai saat aku tiba.
Dengan gaya ku yang cuek, seperti biasa aku mengenakan T-shirt,Jeans balel dan sepatu kats.
Semua mata tertuju kepada ku, termasuk tentor ku Mr. Geovano, ”I’m sory for coming late sir” aku meminta maaf. Mr. Geovano hanya tersenyum memandang ku dan mempersilahkan ku duduk “Never mind, please come in”. lalu aku masuk dan mencari tempat duduk.
OMG aku harus duduk di tengah kelas sendirian karena bangku yang tersusun dalam bentuk U sudah penuh. Sambil celingak-celinguk, masih ku cari bangku lain yang kosong, ough ternyata masih ada satu bangku kosong diantara cowok-cowok, tapi tak apa lah dari pada duduk di tengah-tengah jadi center of attention. Akhirnya aku pindah ke bangku yang kosong itu.
Saking tidak moodnya aku hari itu, teman yang ada di samping kiri kanan pun aku tidak tahu.
Tentor menginstruct kami untuk membuat conversation between docter and patient, work in fair dengan teman yang ada di sebelah.
Gosh,..terkejutnya aku saat ku tahu siapa partner ku.
ERrrrhhh…what the hell happened to me, cowok yang selama ini menjadi rival ku di kelas. ntah siapa namanya. I hate him , I don’t like him anymore.
Tahu kah.? Dia amat sangat mengesalkan, dia anak baru tapi sok hebat menurut ku. Dia yang membuat Mr Geovano yang selama ini selalu menunjukku untuk menjawab setiap pertanyaannya, kini sudah mulai berpaling with this damn boy beside me. “Kenapa sih Mr.Geovano sangat interest dengannya? Padahal kan jawabannya standard, kadang juga sering salah-salah, agh….kalau hanya itu aku juga bisa tapi aku lagi tidak mood makanya jadi jarang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan” bisikku dalam hati.
Menurut ku laki-laki yang ada di sebelah ku ini Inggrisnya pas-pasan, Dia hanya punya modal berani tampil makanya Mr Geovano lebih interest dengannya, jujur aku merasa tersaingi. Dan aku tidak suka itu.
Kekesalanku ku, membuatku under estimate dengannya. Jadi walaupun work in fair, tetap ku kerjakan tugasnya sendirian tanpa berkerjasama dengannya. Dia hanya menatap pada kertas yang ku buat. Raut muka ku yang jutek membuat dia tidak berani berkomentar banyak.
Sesekali dia berkata “ Itu gramernya salah, tidak menggunakan bentuk lampau tapi present”. Aku hanya diam tapi saat kuperhatikan, benar juga apa yang dikatakannya. “ Oh iyha” Jawab ku, lalu ku ubah dengan apa yang di katakannya.
Terus beberapa kali ia memberikan masukan, Gee banyak sekali gramer ku yang salah dan dikomentarinya, dia tidak menyalahkan hanya memberi masukan.
Aku mulai merasa malu, mulai ada sedikit rasa pengakuan kalau dia memang pintar.
Tidak sampai 15 menit, kami selesai mengerjakan tugas. Sekeliling masih ku lihat teman-teman masih berdiskusi. Kami hanya terdiam tanpa ada yang dibicarakan.
”Viera, kamu kuliah dimana” dia membuka pembicaraan. OMG dia tahu nama ku, sedangkan aku sendiri tidak tahu siapa namanya. Sambil ling-lung ku jawab pertanyaannya ”Oh...Aku kuliah di UII”.
Dengan rasa curious nya, ia bertanya kembali ”Jurusan apa.?”.
”Ekonomi Manajemen” Jawab ku singkat dan masih belum bersahabat.
”Wah musuhan dong” ketusnya.
”Lho kok bisa, emang kamu kuliah dimana.?” jawab ku dengan heran,
”Sama” Katanya, ”Aku juga kuliah di UII, tapi aku anak Hukum” lalu aku pun tertawa, pantas saja dia bilang musuhan karena memang anak Ekonomi dan Hukum selalu ada masalah intern.
”Tapi kita nggak ikut musuhan kan Vie.??” lanjutnya.
Akupun hanya diam sambil tersenyum sinis padanya.
”Kamu ambil program apa Vie.? Reguler apa Internasional.?”. Dia masih melanjutkan pertanyaannya seolah dia ingin tahu banyak tentang aku
“Ya regular lah, emang kamu internasional.?” Tanya ku ketus sambil sedikit meremehkan. Karenaku yakin dia pasti bukan anak kelas internasional,
secara lah program itu mengharuskan berpengantar bahasa Inggris dalam setiap pelajarannya dan mensyaratkan toefl minimal 500. Anak IP sudah benar-benar excellent in English.
Jadi tidak mungkinlah, ngapain juga ikut les Inggris kalau dia anak IP.
“Iyha, aku anak internasional program” katanya mengagetkan ku.
Haaaaa…aku tersentak tidak percaya, agh dia pasti bohong.
lalu ku lontarkan pertanyaan yang agak menyindir “ Kalau kamu anak internasional, kok masih mau ngikut kursus? “.
“hanya ingin mengisi waktu luang Vie” jawabnya singkat.
Iyha kah hanya mengisi waktu luang.? Fikirku masih tidak percaya “ Mana mungkin”. “Berarti Toefl mu 500 an dong.?” Tetap ku introgasi.
“Lebih” Jawabnya.
Ha….. benarkah?
Aku bertanya untuk meyakinkan ku “ Kamu start di LIA dari level mana?”
Dia menjawab “Dari Intermediate 3, kita sekelas kemarin”.
Ou Ou..Start dari Level intermediate 3?, berarti untuk mencapai IM 4 ia hanya butuh waktu 3 bulan, dan aku…aku start dari level basic, dan butuh waktu hampir 2 tahun untuk mencapai level IM 4. Hebat banget dia, apa ia jujur?.
Tapi bisa jadi, tadi saja dia banyak mengkeritik gramer ku yang banyak salah. Pantas saja dia selalu lebih aktif di kelas menjawab pertanyaan-pertanyaan tentor, dan pantas pula dia lebih diperhatikan Mr Geovano akhir-akhir ini.
Yah aku sudah mulai sedikit mengakuinya, dan aku mulai menyadari kalau selama ini aku memang angkuh karena tidak mau disaingi.
Pembicaraan singkat kami terputus karena kami harus membacakan hasil tugas kami. Dan ouh hasilnya, conversation kami lebih baik dari teman-teman lainnya.
Setelah kelas berakhir, kami bergegas pulang satu persatu antri keluar ruangan. Lalu tiba-tiba dia menyodorkan tangannya pada ku sambil berkata” Senang kerjasama dengan mu Vie.”.
Aku pun membalas jabat tangannya sambil tersenyum “Sama-sama, Ohya, nama mu siapa.? Maaf aku lupa” Aku bertanya balik sambil pura-pura lupa, padahal selama ini aku memang tidak pernah tau siapa namanya.
”Nama ku Aditya, Aditya Kuntadi”.
”Oh iya...Dit Aditya...senang bisa ngobrol-ngobrol dengan mu” timpal ku sedikit bersahabat.
”Yup, see you tomorow Viera”.
Setelah itu kami pun bepisah. Di lapangan parkir aku menatap dia melajukan motornya sambil melambaikan tangan pada ku. Terus kupandangi sampai bayangannya menghilang, aku tersenyum, ada yang berubah dengan perasaan ku padanya. Yah harus kuakui ada sesuatu dari Aditya yang membuat ku tertarik.
Sejak malam itu, ntah mengapa fikiran ku di penuhi dengan Aditya.
”DA 35XX YD” gumam ku mengingat plat motor nya. Berarti dia anak Banjarmasin, Hmmm pantes cakep, hehehe...aku mulai sedikit mengakui.
Jujur ntah mengapa setiap cowok yang ku nilai cakep, pasti dia anak Kalimantan, ntah apa aku terobsesi dengan cowok kalimantan atau memang tipikal cowok idaman ku adalah cowok Kalimantan. He...aku tersenyum lebar menertawakan kegilaan ku. ”Mengapa baru kusadari sekarang” fikirku.
Awalnya aku tidak pernah semangat mengikuti jadwal les tapi semenjak ngobrol dengan Aditya, semangat ku sangat menggebu-gebu. Sampai ku rasa ada yang berubah dengan ku.
Aku kebingungan ingin mengenakan baju apa. Semua pakaian di lemariku pun berantakan ku obrak abrik, sungguh, aku ingin keliahatan menarik malam ini. Lebih kelihahan girly, akhirnya, ku kenakan kaos v neck ketat dengan lejing ¾ dan sendal high heel. Seperti mau ke pesta gumam ku sabil berkaca. Untuk sementara harus kuucapkan good bye untuk jeans balel, kaos gombrong dan sepatu converse yang selalu menemaniku.
Selalu seperti itu saat ada jadwal les. Aku selalu kebingungan dengan penampilan ku. Aku ingin Aditya tertarik pada ku.
Aku selalu memikirkan strategi untuk bisa ngobrol dengannya. Akhirnya setelah ku pelajari, aku harus datang lebih telat dari jadwal masuk. Yah...agar aku bisa memarkirkan motorku di dekat motornya dan kami bisa ngobrol di parkiran.
Di kelas pun aku memilih duduk bersebrangan dengannya, agar aku bisa puas menatap wajah charmingnya. Tanpa sadar aku sering memperhatikannya.
Salah satu bentuk kegilaan ku, aku sering pura-pura sms di kelas, padahal dengan diam-diam aku mengambil fotonya dari Hp ku. Hahahaha... aku tertawa sendiri dalam hati, puas dengan hasil jepretan kamera Hp ku. Aku tidak pernah peduli, apakah dia sudah punya pacar atau belum, “you should be mine” I thought.
Seperti biasa, dia selalu menjawab pertanyaan yang dilontarkan Mr. Geovano. Namun untuk kali ini beda, aku tidak merasa disaingi, malah aku kagum dengan semua jawabannya. Aku mulai menyadari kalau dia memang pintar. Sesekali Aku juga mencoba menjawab pertanyaan Mr. Geovano, semangat ku mulai bangkit lagi kali ini, bukan karena Inggris ku lebih baik, tapi karena ingin mendapat pengakuan dari Aditya kalau aku juga bisa.
Aku sering diam-diam menatapnya, ” Gosh..dia tampan juga, mengapa baru kusadari sekarang.?” lamun ku. dan saat tatapan ku tertangkap olehnya, aku tertunduk malu. Selalu berulang seperti itu, dan entah mengapa jantungku berdetak dua kali lebih cepat saat ia tersenyum pada ku. What goin on with me.? I think im in spark with him. Huh, it’s kind of my craziness.
Strategi ku selalu berhasil, setiap harinya aku selalu berkesempatan ngobrol dengan dia di parkiran. Kami tidak pernah kehabisan bahan obrolan. Kadang sampai semua kendaraan di parkiran habis, kami masih asik bercerita, kami mengobrolkan segala hal.
Sempat beberapa kali ia mengajak ku makan malam bersama setelah kelas berakhir.
Sering ku perhatikan Ia tertawa lepas saat mendengar lelucon ku, seolah dia benar-benar enjoy dengan ku. Aditya sangat berbeda dengan apa yang aku pikirkan tentangya sebelumnya, Dia baik dan menyenangkan.
Semakin harinya ku rasa semakin ada yang aneh dengan perasaan ku. I realize that i fall in love with him. Tapi, semakin ku resah, Karena tinggal beberapa hari lagi kami harus meninggalkan level intermediate 4. Aku takut dia akan post phone untuk level selanjutnya, atau bisa jadi kami tidak sejadwal lagi.
Sumpah aku sangat resah. Aku memutar otak agar kami bisa disatukan lagi di kelas yang sama.
Yah..aku harus menemui Ms. Heni, staf pengajaran. Dia yang mengatur kelas siswa. Aku sudah kenal Ms Heni, kami sudah sering ngobrol.
Saat ku temui Ms. Heni, kuutarakan maksudku, dia tertawa dan berkata “Memang kenapa kamu ingin satu kelas lagi dengannya? Apa kamu menyukainya?”.
Aku tersenyum dan berkilah ” Ah Ms. Heni kayak nggak pernah muda aja,...Ms, please banget yah, buat kami satu kelas lagi, yah..yah..” bujukkku.
Ms Heni balas tersenyum ”Baiklah, akan ku usahakan”.
Finaly, pengumuman kenaikan level pun keluar, aku lulus ke level Advant 1, begitupun Aditya. Dia siswa terbaik dengan score nilai tertinggi. Aku turut bahagia untuknya. Beberapa minggu dari hasil pengumuman itu, jadwal keluar. Ku lihat ada nama Aditya Kuntadi sekelas dengan ku. OMG…betapa bahagianya aku, akhirnya doa ku terkabul. “Thanks God, Thanks Ms Heni” bisikku dalam hati.
Aku berharap dikelas selanjutnya kami bisa lebih akrab dan ada kejelasan dari perasaan ku ini.
Hari pertama minggu ini, dia tidak hadir, aku heran tapi tidak apa-apa, mungkin dia ada kuliah malam.
Hari kedua dia tidak juga hadir, tetap ku dengan keyakinan kalau dia lagi sibuk dengan tugas kampus.
Dan hari ketiga minggu ini pun dia tidak datang, sampai tentor kami bun bertanya tentang Aditya. ” Kalian ada yang tahu dengan Aditya Kuntadi.? Mengapa selama minggu ini dia tidak pernah masuk kelas, apa dia tidak melanjutkan.?”.
Air muka ku cemas dan gelisah saat tentor menanyakan tentang Aditya.
Semua siswa di kelas ku pun tidak ada yang mengetahui tentang Aditya.
God...aku pun ikut gelisah, seribu pertanyaan di fikiran ku, ”ada apa dengan nya.? Mengapa dia tidak masuk.?”.
Saat kelas berkhir, ku tanyakan nomor Hp Aditya dengan teman-teman. Namun nihil, ugh..tidak ada satupun dari mereka yang tahu. ”Shit..!!!!” ku sesali mengapa tidak dari kemarin-kemarin ku minta nomor Hp nya.
Oh tuhan bagai mana ini, aku sangat merindukannya....apa yang harus ku lakukan, aku benar-benar gelisah, sampai setiap kali di parkiran ku cari-cari motornya. Ugh...tidak ada motor Ninja biru dengan plat DA 35XX YD. Aku kecewa
Dua minggu telah berlalu, Aditya belum juga masuk kelas. Honestly, i still think about him, but I try to be calm.
Senin siang, aku dan teman ku datang ke LIA, saat itu bukan jadwal kelas ku, aku hanya menemani temanku registrasi.
Saat lagi menunggu di lobby, aku melihat sosok laki-laki mengenakan hem kotak-kotak biru berdiri di sebelah teman ku. Aku berfikir keras, sepertinya aku sangat familiar dengan baju itu. And suddenly I know, itu baju yang sering dikenakan Aditya. Oh god apakah laki-laki itu Aditya.? Beranjak ku dari tempat duduk mendekati laki-laki itu, dengan tiba-tiba laki-laki itu berbalik badan dan menatap ku. Betapa kagetnya aku, laki-laki itu adalah orang yang selama ini aku rindukan. ”Aditya...” sapa ku kaget. ”Eh Viera..ngapain disini Vie.?” dia tersenyum heran pada ku. ”Oh, aku menemani teman ku registrasi, itu orangnya” kata ku sambil menunjuk ke arah temanku. ” Lha Kamu ngapain di sini, kamu kan sekelas dengan ku, kok tidak pernah masuk kelas beberapa minggu ini.? Kamu masih lanjut kan Dit.?” aku mengintrogasinya. ”Aku Post Phone dulu Vie, mau KKN, takut nanti tidak bisa bagi waktu” Jawabnya mengagetkan ku. Oh God...Aku sama sekali tidak bisa terima dengan jawabannya. Sungguh aku sangat kecewa. But i can’t do anything, aku berusaha memasang senyum manis, walau berat “ Oh gitu…” seolah tidak begitu peduli.
“Oiya Vie, urusan ku dah selesai, aku cabut dulu yah…senang bisa mengenal mu” kata Aditya. Kali ini aku tidak mampu mengalihkan tatapanku dari matanya.
Setelah diam sesaat, Aditya mengulurkan tangan kanannya yang tidak terbabat. Aku menatap tangan yang terjulur itu, aku kembali menatap mata Aditya. Dengan agak gemetar aku menyambut uluran tangannya.
Kehangatan genggaman tangan Aditya mengalir ke tubuh ku, mengisi hati dan jiwa ku, juga membuat hati ku di remas-remas. Apakah ini terakhir kalinya aku bisa merasakan Aditya menggenggam tangan ku?.
Lalu tiba-tiba Aditya menarik tangan ku dengan pelan namun yakin, menarik ku mendekatinya, menarikku ke dalam pelukannya.
Aku terpana, tercengang, tapi sama sekali tidak menghindar atau menolak. Aku membiarkan Aditya melingkarkan sebelah tangannya di sekeliling tubuh ku. Aku membiarkannya memelukku erat. Aku membiarkan diriku tenggelam dalam kehangatan Aditya. Saat itu aku berharap waktu bisa berhenti. Oh God, ada apa dengannya? Mengapa dia memelukku? Apa ia menyimpan perasaan yang sama dengan ku?.
”Aku tidak pernah menyesal mengenal mu Dit”. Gumam ku. Ku lihat Aditya menelan ludah dan air matanya nyaris jatuh. ”Yah, aku pun juga”, katanya. Ia mengucapkan setiap kata dengan pelan, jelas dan tegas.”Terima kasih”.
Dia melepaskan pelukannya dan menjauh menuju pintu keluar, aku tercengang dengan tatapan yang tidak bisa lepas dari nya. Saat di pintu keluar, dia sempat menoleh ke belakang menatap kearah ku, dan tatapan kami pun bertemu. Kami saling melontar senyum, dia pun berlalu.
Sumpah aku belum siap, Aditya jangan pergi pinta ku dalam hati. Jangan pergi.......
Kaki ku mendadak lemas, aku memutar tubuh dan harus bersandar di tembok supaya tidak jatuh. Aku merasa pusing, seakan seluruh darah di tubuh ku terserap keluar. Tangan ku dingin dan setelah itu aku tidak bisa merasakan apa pun, bahuku tegang. Dada ku berat sekali. Paru-paru ku tidak mau berfungsi. Aku tidak bisa bernafas. Kepala ku serasa berkabur, tidak bisa memikirkan apa pun. Pandangan ku buram tidak bisa melihat apa pun. Telingaku berdenging tidak bisa mendengar apapun. Aku menarik nafas panjang lalu mengangkat tangan kanan ku dan di tempelkan di dada. Sakit...
Ntah kapan bisa berjumpa dengannya lagi. Besok.? Lusa.? Atau takkan pernah sama sekali.
Malam harinya, Aku tidak bisa tidur. Aku hanya duduk diam di pinggir jendela kost ku sambil memandangi pohon-pohon. Jam sudah menunjukkan pukul 02.24 dini hari dan aku tidak mengantuk sedikitpun. Demi tuhan aku bingung ada apa dengan diri ku.
Ketika malam itu harus berakhir, aku merasa tidak rela. Perlahan-lahan kenyataan mulai menghampiri dan aku belum siap menerimanya.
Aku bertanya-tanya dalam hati, ”Tuhan mengapa singkat sekali, bolehkah aku hidup dalam mimpi?. Apa yang akan terjadi kalau aku tidak mau menerima kenyataan? Apa yang akan terjadi?”.
Aku terjatuh duduk di lantai, kedua tangan ku menutupi wajah, bahuku berguncang keras dan tubuh ku masih gemetar, kemudian aku membisikan pengakuan ku ”Tuhan ....Aku mencintainya”
Oh panah cupid sedang tidak mengarah pada ku. Aku harus mengakhiri rasa ini, Aku tak berani bermimpi lagi untuk berharap, karena berharap ia kembali sama artinya berharap salju turun di Jogja, imposible bukan.?
Yah lupakan...walau berat dan butuh waktu untuk itu. Aku janji Aku akan baik-baik saja.
Satu hal yang sangat ku sesalkan, aku belum sempat mengutarakan perasaan ku padanya, sehingga dia tidak akan pernah tahu bahwa cinta ku pernah ada untuknya.
Baiklah Aditya aku harus berterima kasih pada mu atas perasaan ini. Walaupun tidak berakhir indah tapi ini mengajarkan ku pada satu hal bahwa cinta itu tidak dapat dipaksakan.
Never lose faith in love
10 November 20??,
“Aku Jenuh..aku ingin hubungan kita berakhir, nanti sore aku ke kost mu…kita bicarakan ini”.
badan ku langsung lemas membaca SMS yang ia kirimkan, Dia memutuskan ku tiba-tiba. jujur aku masih ingin bertahan dengan hubungan ini, tapi, bagaimana dengan harga diri ku??
Ku balas sms darinya “baiklah aku terima keputusan mu, sesungguhnya aku sudah lama ingin kita putus…”. Aku berbohong, tanpa ku sadari air mata ku jatuh…
Gosh, Orang yang menempati urutan teratas dalam hati ku akan meninggalkan ku, Bagaimana mungkin hidup dapat berubah dalam hitungan detik.
Entah siapa yang harus aku salahkan, Tuhan? Dia? Aku? Atau Keadaan?
Mengapa jalan kami tidak dimudahkan? Aku hanya bisa menatapnya sedih.
Sore itu…
Its rain, I hate it, make me feel grey.
I was dumped , aku harus berpura-pura terlihat tegar Walau perasaan ku saat itu sangat hacur.
Namun rasa penasaran ku tak dapat menahan ku menanyakan satu hal yang menjadi penyebab berakhirnya hubungan ini.
“What did I do wrong???”sambil menatap matanya…
“Nope..I just bored” he said.
“heh ,Just simple answer, …apa aku membosankan??”
“Tidak.”
Sambil tertunduk ku berucap “baiklah…kita udahan”
“’Tapi kita masih bisa tetap berteman kan Gween??”
“Lebih baik nggak…kita kembali seperti awal..kita nggak saling kenal.”
Saat itu air mataku sudah di kelopak mata…tapi hati ku berkata “tahan Gween…kamu harus tetap terlihat biasa aja.”
“Kok gitu?? Aku ingin kita tetap berteman.” ia bersikeras.
“Tidak Kres..anggap saja aku nggak pernah hadir dalam hidup mu, oiyha aku mau bilang terima kasih banyak atas semuanya, maaf kalau aku mengesalkan.”
Tidittidit…handphone ku berbunyi, ternyata Josh teman dekat ku yang menelfon.
Aku menjauh dari kress, sembunyi-sembunyi bicara dengan Josh.
“Ya Josh…”
“Lu lagi dimana.?? Gue lagi penat..pengen ngajak loe main.”
“Oh baiklah..tapi nanti malam saja, jangan sekarang.”
“Hmm…tumben malam punya waktu, biasanya loe pacaran, kemana Kress??”
“Dia ada disini sekarang, kami sedang membicarakan nasib hubungan kami, sepertinya hubungan kami akan berakhir Josh..” aku berbisik.
“What the hell you said?? Kalian akan putus?? Hmm…memang dari awal kalian jadian aku sudah bisa menebak…Kress memang bukan laki-laki baik untuk mu.”
“Sudahlah josh..jangan menceramahi ku…aku butuh kau datang ke kost ku malam ini, aku ingin curhat” sambil terisak ku berbicara dengan josh…
“baiklah tunggu aku…aku akan dengerin semua keluh kesah mu…see you this nite”
“Baiklah, makasih josh”
Malamnya bersama Josh…
Josh mengajak ku makan di resto baru di jalan Malioboro. Tempatnya sangat romantis..tenang banget, spotnya cocok untuk sepasang kekasih yang lagi kasmaran.
“Harusnya aku ke sini bersama Kress, bukan dengan mu Josh.” Sambil memperhatikan view di sekeliling ku.
“Harusnya aku juga ke sini dengan gebetanku, bukan dengan seorang cewek yang sedang putus cinta seperti mu….”
“Josh…” aku memukul pundak josh, Menyebalkan….
“Ku rasa ini tempat yang tepat agar kau bisa curhat sepuas hati mu…”
“Oh my josh, kamu baik banget…You are my best friend I ever had.”
Panjang lebar ku ceritakan tentang hubungan ku kepada Josh. Josh memang pendengar setia, juga penasihat terbaik ku… Selayaknya wanita yang lagi putus cinta, Aku Nangis Bombay menceritakan semua masalah ku dengan kress…Josh mencoba menenangkan ku.
“Sudahlah..belajarlah melupakannya walaupun butuh peroses panjang, ini jalan terbaik yang telah tuhan pilihkan untuk mu. Ingat!! Kalau tuhan mau kasih loe mercy, kenapa elo harus menangisi bajaj yang lewat? aku yakin kamu akan dapatkan lelaki yang lebih baik dari si brengsek Kres.” Josh menceramahi ku.
“Josh terima kasih ya…aku nggak tau apa yang akan terjadi dengan ku malam ini kalau tidak ada kamu.”
aku sudah agak tenang.
Mellow attack
Hari pertama pasca putusnya aku dan kress…
Alone, lonely, sucks…hahahah bukan kalimat yang bagus buat mengawali hari ini. I’m in deep shit today.
Aku masih tetap tidak bisa menerima kenyataan bahwa kress sudah tidak jadi bagian dari hari-hari ku lagi. Apakah aku ini tipe orang yang tidak bisa berdamai dengan kenyataan?.
Aku masih selalu memikirkannya…
Apakah dia sungguh bahagia??
Apakah dia memikirkan aku?
Tentang hal yang dia tinggalkan bersama asa?
Sedetik saja dalam hidupnya untuk mengenang cerita bersama ku?
Atau…
Baik-baik sajakah hidupnya?
Tanpa dipusingkan argumen2 ku, idealisme ku, atau cinta ku yang meledak2, posesif, dan berbahaya?
Atau…
Sudah hilangkah aku dari ingatannya?
Hanya sepotong kisah yang sudah tidak ada arti lagi?
Tentang gadis bodoh yang terlalu berharap pada mimpi,
Yang terlalu percaya cinta bisa menyatukan perbedaan
Yang terlalu yakin cinta pasti menjanjikan kesetiaan
Entahlah…….
Kress …. Kamu dimana?
Kamu pernah menjanjikan langit vanilla
Serta hangat mentari menjelang senja
Pernah juga kamu bilang kan selalu ada
Di setiap helaan nafas dan kedkipan mata
Janjimu
Hanya ada tawa, bahagia
Serta hujanan kata2 cinta
Hari ini
Malam ku hitam
Jiwa ku kelam
Kress.....Kamu dimana?
Tuhan…Diantara berjuta2 penduduk Jogja, kenapa satu orang saja bisa membuat ku merasa begitu kesepian?
Semua memang salah ku, karena aku hanya memberikan hati ku pada satu orang.
Detik ini, Satu bulan yang lalu…
“Kau cantik sekali dengan gaun itu my Gween…., terlihat sempurna.”
Kress menatap ku kagum…
“thanks…kamu juga sangat tampan dengan jass yang kau kenakan kress, aku suka..”
Malam itu aku menemani kress mewakilli keluarganya menghadiri pernikahan tetangganya dari Sulawesi.
Di pesta itu, banyak mata menatap pada kami.
Entah sudah berapa temannya mengatakan “Kalian berdua cocok…pasangan yang sangat serasi”.
Aku sangat bahagia malam itu…
One thing I hate about wedding. Saat semua yang mengenakan label single harus maju ke depan untuk berebutan bunga yang di lempar pengantin. Jodoh kok diperebutkan? Jomblo kok bangga? Dan haruskah dipertegas dengan maju ke depan? Ingin menunjukkan kepada semua orang? Pathetic!!
Tiba-tiba….aku menangkap buket bunganya…
Ku rasa aku dan kress tidak lama lagi akan duduk di pelaminan, seperti kedua pengantin di depan ku…
I Wish….
Hari ke lima tanpa kress,
Kami benar-benar lose contact, dia sama sekali tidak pernah menelfon ku, sms, chat atau kirim email sekalipun.
”Gonna miss the talk kres,” gumam ku…..
Tidak bisa ku pungkiri, aku masih memikirkannya…namun untuk menghilangkan dia dari ingatan ku, aku selalu menyibukkan diri dengan bermacam kegiatan, sampai aku kelelahan, saking sibuknya, sampai-sampai Kesibukan ku mengalahkan kesibukan pemimpin Negara huhhhhhh…….
Pernahkah kau merasakan semua orang berlomba2 bilang mencintaimu, tidak bisa hidup tanpa mu, ingin selalu berada di dekatmu, lantas…berlomba2 meninggalkan mu?? Itu yang aku rasakan sekarang….
Lifes sucks anyway.
Malamnya aku mimpiin dia lagi…entah sudah kesekian kalinya.
Terlelap dalam ruang mimpi yang tidak nyata,
Terjebak dalam labirin
Menggapai……..
Berputar……..
Melayang……..
Tersedot……..
Semakin jauh……..
Semakin gelap ……..
Lelah……..
Hampa udara……..
Aku……..
Hilang……..
Im in a real mess
Tidit tidit…Handphone ku berbunyi….tersentak aku menatap layar hp ku, OMG…Kress….????
“Hallo, apa kabar gweeen??”
“ada perlu apa menelfon ku?” Tanya ku ketus.
“Emank salah kalau aku menelfon mu?? Aku hanya ingin menanyakan kabar mu….”
“Hah?? Kau ingin tau kabar ku??!!!”
Kemarahanku langsung naik ke kepala. Apa dia sungguh ingin tahu kabarku atau sekedar meledek hidup ku yang dia tahu tidak baik-baik saja.
“Hm… apa yang ingin kamu dengar? Bahwa hidup ku baik baik saja? Bahwa baru saja ada pria impian yang mengetuk pintu di depan rumah ku??.“ jawab ku sangar.
“Mengapa ketus sekali…Gween ku tidak seperti ini.. Wheres my old Gween?.”
“Oh well, Gwen sudah mati.!! you just killed her a couple days ago.”
“Maafkan aku Gween…Aku kangen kamu, sungguh…”.
Hahhhh…. Orang sama yang memutuskan meninggalkan ku, memutuskan menyudahi segala cerita, menyunat paksa harapan dan segala khayalan indah ku, kini tiba2 saja bilang kangen? My god lord.
“You’re the one who said goodbye, the one who told me that it’s been meaningless. Tiba-tiba bilang kangen?? Heh.. I think you got the wrong address then”. aku sangat marah…
“Oiyha Kress jangan pernah hubungi aku lagi, jangan pernah tahu tentang kehidupan ku lagi!!
I hate saying goodbye Kress, so see you in the next life.”
Sebenarnya bukan kata-kata itu yang ingin kuucapkan, aku ingin bilang kalau aku juga kangen kamu Kress…..
Though lovers be gone, love shall not.
My ideas of soulmate? Souls that never met, well a simple question with “never simple” answers.
Pernah nggak merasa …
Berada di tempat gelap yang luas
Melayang2 tanpa arah
Tanpa tempat untuk berpijak
Merasa kecil, gelap, tanpa cahaya setitik pun
Aku pernah..
Dan karenanya aku takut menutup mata
Takut mimpi itu kembali lagi
Takut benar2 nggak pernah menemuakn arah
Takut tersesat dalam kegelapan itu
Takut ternyata benar2 nggak bisa lagi membuka mata
Tidak bisa kembali pulang
Menemukan cahaya menyilaukan dari kamar ku
Tidak bisa lagi menikmati indahnya senja di pinggir pantai…
Kenapa harus mimpi itu lagi???
Lupakan kress…
Ingat kata-kata yang pernah diucapkan Josh…”Kalau tuhan mau kasih kamu mersi, mengapa harus menangisi bajaj yang lewat??”.
Yha aku harus yakin bahwa akan ada lelaki lain yang jauh lebih baik dan lebih pantas dengan ku, di banding Kress…
“Hei…kok melamun??”
Aku tersentak dikejutkan oleh Ben.
Ben duduk persis di sebelah ku, dia most wanted guy, anak basket, ketua BEM… Versi ku, dia sempurna. Kami berdua cukup akrab di awal kuliah, namun akhir-akhir ini kami memang jarang bicara.
“Aku ingin mengajak mu makan di kantin, aku lapar.”
I believe we meet people for a reason. Mungkin Ben dikirim tuhan untuk menyembuhkan sakit hati ku karna Kres. Bukankah Penyakit karena cowok tuh harus disembuhkan oleh cowok juga bukan.?
“yuukzz…aku juga lapar…” ajak ku.
Satu bulan kemudian,
Aku dan Ben lekat dalam sekejap, seperti kopi dan krimmer, seperti gula dan coklat, seperti tv dan antena, seperti mascara dan penjepit bulu mata.
Dimana ada dia disitupun ada aku, entah siapa menyerap siapa, entah siapa menarik siapa.
I think im a preety lucky girl.
Ben dan aku pun jadian…
Ben bilang kalau sebenarnay dia sudah lama menyukai ku, namun aku selalu tidak menghiraukannya, aku terlalu sibuk dengan Kress….
Kress sangat membutakan ku, membuat ku tidak memperdulikan sekeliling ku, sebenarnya Ben jauh lebih baik dan keren di banding kress…
Love is blind. It feels right even when everybody says its wrong.
benar apa yang dikatakan Josh, kalau ibarat mobil, Ben adalah mersi dan Kress adalah bajaj…Oh ben, mengapa selama ini kau mengirimkan sinyal2 yang tidak tertangkap radar ku.?
Sebelumnya pasca putus dengan kress ku rasa aku sudah nggak bisa hidup normal.
Ku rasa aku sudah nggak bisa tertawa lagi…..namun aku tahu? Apa yang nggak ku lihat dengan mata kepala ku sendiri belum tentuu nggak ada. Misalnnya saja salju, Orang2 maluku yang tiap hari bergaul dengan panas matahari dan asin pantai, dan seumur hidupnya belum pernah lihat wujud salju, nggak bisa bilang kalau salju nggak ada kan?? Demikian dengan cinta.
Never lose faith in love!
jangan dulu lelah
Jangan dulu patah
Jangan dulu menyerah
Selalu ada cinta diujung jalan
Menanti untuk ditemukan
Bagi siapa saja
Yang tidak pernah kehilangan harapan
Bagia siapa saja
Yang mencoba untuk bertahan
Bila tiba satnya dia pergi, ikhlaskan dengan rela hati Karena cinta lain pasti akan menyapa lagi.
Hidup baru menanti, saatnya menata kembali kehidupan, membuat Resolusi= kolaborasi mimpi dan keresahan hati.
Theres someone for everyone, and soulmate, does exist, my dear. Hang on!
“Aku Jenuh..aku ingin hubungan kita berakhir, nanti sore aku ke kost mu…kita bicarakan ini”.
badan ku langsung lemas membaca SMS yang ia kirimkan, Dia memutuskan ku tiba-tiba. jujur aku masih ingin bertahan dengan hubungan ini, tapi, bagaimana dengan harga diri ku??
Ku balas sms darinya “baiklah aku terima keputusan mu, sesungguhnya aku sudah lama ingin kita putus…”. Aku berbohong, tanpa ku sadari air mata ku jatuh…
Gosh, Orang yang menempati urutan teratas dalam hati ku akan meninggalkan ku, Bagaimana mungkin hidup dapat berubah dalam hitungan detik.
Entah siapa yang harus aku salahkan, Tuhan? Dia? Aku? Atau Keadaan?
Mengapa jalan kami tidak dimudahkan? Aku hanya bisa menatapnya sedih.
Sore itu…
Its rain, I hate it, make me feel grey.
I was dumped , aku harus berpura-pura terlihat tegar Walau perasaan ku saat itu sangat hacur.
Namun rasa penasaran ku tak dapat menahan ku menanyakan satu hal yang menjadi penyebab berakhirnya hubungan ini.
“What did I do wrong???”sambil menatap matanya…
“Nope..I just bored” he said.
“heh ,Just simple answer, …apa aku membosankan??”
“Tidak.”
Sambil tertunduk ku berucap “baiklah…kita udahan”
“’Tapi kita masih bisa tetap berteman kan Gween??”
“Lebih baik nggak…kita kembali seperti awal..kita nggak saling kenal.”
Saat itu air mataku sudah di kelopak mata…tapi hati ku berkata “tahan Gween…kamu harus tetap terlihat biasa aja.”
“Kok gitu?? Aku ingin kita tetap berteman.” ia bersikeras.
“Tidak Kres..anggap saja aku nggak pernah hadir dalam hidup mu, oiyha aku mau bilang terima kasih banyak atas semuanya, maaf kalau aku mengesalkan.”
Tidittidit…handphone ku berbunyi, ternyata Josh teman dekat ku yang menelfon.
Aku menjauh dari kress, sembunyi-sembunyi bicara dengan Josh.
“Ya Josh…”
“Lu lagi dimana.?? Gue lagi penat..pengen ngajak loe main.”
“Oh baiklah..tapi nanti malam saja, jangan sekarang.”
“Hmm…tumben malam punya waktu, biasanya loe pacaran, kemana Kress??”
“Dia ada disini sekarang, kami sedang membicarakan nasib hubungan kami, sepertinya hubungan kami akan berakhir Josh..” aku berbisik.
“What the hell you said?? Kalian akan putus?? Hmm…memang dari awal kalian jadian aku sudah bisa menebak…Kress memang bukan laki-laki baik untuk mu.”
“Sudahlah josh..jangan menceramahi ku…aku butuh kau datang ke kost ku malam ini, aku ingin curhat” sambil terisak ku berbicara dengan josh…
“baiklah tunggu aku…aku akan dengerin semua keluh kesah mu…see you this nite”
“Baiklah, makasih josh”
Malamnya bersama Josh…
Josh mengajak ku makan di resto baru di jalan Malioboro. Tempatnya sangat romantis..tenang banget, spotnya cocok untuk sepasang kekasih yang lagi kasmaran.
“Harusnya aku ke sini bersama Kress, bukan dengan mu Josh.” Sambil memperhatikan view di sekeliling ku.
“Harusnya aku juga ke sini dengan gebetanku, bukan dengan seorang cewek yang sedang putus cinta seperti mu….”
“Josh…” aku memukul pundak josh, Menyebalkan….
“Ku rasa ini tempat yang tepat agar kau bisa curhat sepuas hati mu…”
“Oh my josh, kamu baik banget…You are my best friend I ever had.”
Panjang lebar ku ceritakan tentang hubungan ku kepada Josh. Josh memang pendengar setia, juga penasihat terbaik ku… Selayaknya wanita yang lagi putus cinta, Aku Nangis Bombay menceritakan semua masalah ku dengan kress…Josh mencoba menenangkan ku.
“Sudahlah..belajarlah melupakannya walaupun butuh peroses panjang, ini jalan terbaik yang telah tuhan pilihkan untuk mu. Ingat!! Kalau tuhan mau kasih loe mercy, kenapa elo harus menangisi bajaj yang lewat? aku yakin kamu akan dapatkan lelaki yang lebih baik dari si brengsek Kres.” Josh menceramahi ku.
“Josh terima kasih ya…aku nggak tau apa yang akan terjadi dengan ku malam ini kalau tidak ada kamu.”
aku sudah agak tenang.
Mellow attack
Hari pertama pasca putusnya aku dan kress…
Alone, lonely, sucks…hahahah bukan kalimat yang bagus buat mengawali hari ini. I’m in deep shit today.
Aku masih tetap tidak bisa menerima kenyataan bahwa kress sudah tidak jadi bagian dari hari-hari ku lagi. Apakah aku ini tipe orang yang tidak bisa berdamai dengan kenyataan?.
Aku masih selalu memikirkannya…
Apakah dia sungguh bahagia??
Apakah dia memikirkan aku?
Tentang hal yang dia tinggalkan bersama asa?
Sedetik saja dalam hidupnya untuk mengenang cerita bersama ku?
Atau…
Baik-baik sajakah hidupnya?
Tanpa dipusingkan argumen2 ku, idealisme ku, atau cinta ku yang meledak2, posesif, dan berbahaya?
Atau…
Sudah hilangkah aku dari ingatannya?
Hanya sepotong kisah yang sudah tidak ada arti lagi?
Tentang gadis bodoh yang terlalu berharap pada mimpi,
Yang terlalu percaya cinta bisa menyatukan perbedaan
Yang terlalu yakin cinta pasti menjanjikan kesetiaan
Entahlah…….
Kress …. Kamu dimana?
Kamu pernah menjanjikan langit vanilla
Serta hangat mentari menjelang senja
Pernah juga kamu bilang kan selalu ada
Di setiap helaan nafas dan kedkipan mata
Janjimu
Hanya ada tawa, bahagia
Serta hujanan kata2 cinta
Hari ini
Malam ku hitam
Jiwa ku kelam
Kress.....Kamu dimana?
Tuhan…Diantara berjuta2 penduduk Jogja, kenapa satu orang saja bisa membuat ku merasa begitu kesepian?
Semua memang salah ku, karena aku hanya memberikan hati ku pada satu orang.
Detik ini, Satu bulan yang lalu…
“Kau cantik sekali dengan gaun itu my Gween…., terlihat sempurna.”
Kress menatap ku kagum…
“thanks…kamu juga sangat tampan dengan jass yang kau kenakan kress, aku suka..”
Malam itu aku menemani kress mewakilli keluarganya menghadiri pernikahan tetangganya dari Sulawesi.
Di pesta itu, banyak mata menatap pada kami.
Entah sudah berapa temannya mengatakan “Kalian berdua cocok…pasangan yang sangat serasi”.
Aku sangat bahagia malam itu…
One thing I hate about wedding. Saat semua yang mengenakan label single harus maju ke depan untuk berebutan bunga yang di lempar pengantin. Jodoh kok diperebutkan? Jomblo kok bangga? Dan haruskah dipertegas dengan maju ke depan? Ingin menunjukkan kepada semua orang? Pathetic!!
Tiba-tiba….aku menangkap buket bunganya…
Ku rasa aku dan kress tidak lama lagi akan duduk di pelaminan, seperti kedua pengantin di depan ku…
I Wish….
Hari ke lima tanpa kress,
Kami benar-benar lose contact, dia sama sekali tidak pernah menelfon ku, sms, chat atau kirim email sekalipun.
”Gonna miss the talk kres,” gumam ku…..
Tidak bisa ku pungkiri, aku masih memikirkannya…namun untuk menghilangkan dia dari ingatan ku, aku selalu menyibukkan diri dengan bermacam kegiatan, sampai aku kelelahan, saking sibuknya, sampai-sampai Kesibukan ku mengalahkan kesibukan pemimpin Negara huhhhhhh…….
Pernahkah kau merasakan semua orang berlomba2 bilang mencintaimu, tidak bisa hidup tanpa mu, ingin selalu berada di dekatmu, lantas…berlomba2 meninggalkan mu?? Itu yang aku rasakan sekarang….
Lifes sucks anyway.
Malamnya aku mimpiin dia lagi…entah sudah kesekian kalinya.
Terlelap dalam ruang mimpi yang tidak nyata,
Terjebak dalam labirin
Menggapai……..
Berputar……..
Melayang……..
Tersedot……..
Semakin jauh……..
Semakin gelap ……..
Lelah……..
Hampa udara……..
Aku……..
Hilang……..
Im in a real mess
Tidit tidit…Handphone ku berbunyi….tersentak aku menatap layar hp ku, OMG…Kress….????
“Hallo, apa kabar gweeen??”
“ada perlu apa menelfon ku?” Tanya ku ketus.
“Emank salah kalau aku menelfon mu?? Aku hanya ingin menanyakan kabar mu….”
“Hah?? Kau ingin tau kabar ku??!!!”
Kemarahanku langsung naik ke kepala. Apa dia sungguh ingin tahu kabarku atau sekedar meledek hidup ku yang dia tahu tidak baik-baik saja.
“Hm… apa yang ingin kamu dengar? Bahwa hidup ku baik baik saja? Bahwa baru saja ada pria impian yang mengetuk pintu di depan rumah ku??.“ jawab ku sangar.
“Mengapa ketus sekali…Gween ku tidak seperti ini.. Wheres my old Gween?.”
“Oh well, Gwen sudah mati.!! you just killed her a couple days ago.”
“Maafkan aku Gween…Aku kangen kamu, sungguh…”.
Hahhhh…. Orang sama yang memutuskan meninggalkan ku, memutuskan menyudahi segala cerita, menyunat paksa harapan dan segala khayalan indah ku, kini tiba2 saja bilang kangen? My god lord.
“You’re the one who said goodbye, the one who told me that it’s been meaningless. Tiba-tiba bilang kangen?? Heh.. I think you got the wrong address then”. aku sangat marah…
“Oiyha Kress jangan pernah hubungi aku lagi, jangan pernah tahu tentang kehidupan ku lagi!!
I hate saying goodbye Kress, so see you in the next life.”
Sebenarnya bukan kata-kata itu yang ingin kuucapkan, aku ingin bilang kalau aku juga kangen kamu Kress…..
Though lovers be gone, love shall not.
My ideas of soulmate? Souls that never met, well a simple question with “never simple” answers.
Pernah nggak merasa …
Berada di tempat gelap yang luas
Melayang2 tanpa arah
Tanpa tempat untuk berpijak
Merasa kecil, gelap, tanpa cahaya setitik pun
Aku pernah..
Dan karenanya aku takut menutup mata
Takut mimpi itu kembali lagi
Takut benar2 nggak pernah menemuakn arah
Takut tersesat dalam kegelapan itu
Takut ternyata benar2 nggak bisa lagi membuka mata
Tidak bisa kembali pulang
Menemukan cahaya menyilaukan dari kamar ku
Tidak bisa lagi menikmati indahnya senja di pinggir pantai…
Kenapa harus mimpi itu lagi???
Lupakan kress…
Ingat kata-kata yang pernah diucapkan Josh…”Kalau tuhan mau kasih kamu mersi, mengapa harus menangisi bajaj yang lewat??”.
Yha aku harus yakin bahwa akan ada lelaki lain yang jauh lebih baik dan lebih pantas dengan ku, di banding Kress…
“Hei…kok melamun??”
Aku tersentak dikejutkan oleh Ben.
Ben duduk persis di sebelah ku, dia most wanted guy, anak basket, ketua BEM… Versi ku, dia sempurna. Kami berdua cukup akrab di awal kuliah, namun akhir-akhir ini kami memang jarang bicara.
“Aku ingin mengajak mu makan di kantin, aku lapar.”
I believe we meet people for a reason. Mungkin Ben dikirim tuhan untuk menyembuhkan sakit hati ku karna Kres. Bukankah Penyakit karena cowok tuh harus disembuhkan oleh cowok juga bukan.?
“yuukzz…aku juga lapar…” ajak ku.
Satu bulan kemudian,
Aku dan Ben lekat dalam sekejap, seperti kopi dan krimmer, seperti gula dan coklat, seperti tv dan antena, seperti mascara dan penjepit bulu mata.
Dimana ada dia disitupun ada aku, entah siapa menyerap siapa, entah siapa menarik siapa.
I think im a preety lucky girl.
Ben dan aku pun jadian…
Ben bilang kalau sebenarnay dia sudah lama menyukai ku, namun aku selalu tidak menghiraukannya, aku terlalu sibuk dengan Kress….
Kress sangat membutakan ku, membuat ku tidak memperdulikan sekeliling ku, sebenarnya Ben jauh lebih baik dan keren di banding kress…
Love is blind. It feels right even when everybody says its wrong.
benar apa yang dikatakan Josh, kalau ibarat mobil, Ben adalah mersi dan Kress adalah bajaj…Oh ben, mengapa selama ini kau mengirimkan sinyal2 yang tidak tertangkap radar ku.?
Sebelumnya pasca putus dengan kress ku rasa aku sudah nggak bisa hidup normal.
Ku rasa aku sudah nggak bisa tertawa lagi…..namun aku tahu? Apa yang nggak ku lihat dengan mata kepala ku sendiri belum tentuu nggak ada. Misalnnya saja salju, Orang2 maluku yang tiap hari bergaul dengan panas matahari dan asin pantai, dan seumur hidupnya belum pernah lihat wujud salju, nggak bisa bilang kalau salju nggak ada kan?? Demikian dengan cinta.
Never lose faith in love!
jangan dulu lelah
Jangan dulu patah
Jangan dulu menyerah
Selalu ada cinta diujung jalan
Menanti untuk ditemukan
Bagi siapa saja
Yang tidak pernah kehilangan harapan
Bagia siapa saja
Yang mencoba untuk bertahan
Bila tiba satnya dia pergi, ikhlaskan dengan rela hati Karena cinta lain pasti akan menyapa lagi.
Hidup baru menanti, saatnya menata kembali kehidupan, membuat Resolusi= kolaborasi mimpi dan keresahan hati.
Theres someone for everyone, and soulmate, does exist, my dear. Hang on!
Doa Lajang
Thank God, untuk ...
Kemerdekaan menjalani hidup
Keleluasaan mengejar karier
Waktu melimpah untuk hang-out
Masa yang panjang untuk bersenang-senang
Tidur yang nyenyak tanpa dengkuran
Kemewahan untuk menikmati kesendirian
(dan banyak lagi yang terlalu panjang untuk ku sebut semua dalam
doa ku ... )
Beri aku kesabaran untuk ...
Tidak kurang ajar menghadapi tuntutan ortu
Selalu tersenyum bila ditanya mengapa keenakan melajang
Tidak tertawa atas curhat tentang urusan rumah tangga
Beri aku kekuatan untuk ...
Tidak melepas masa lajang karena everybody does
Tidak melepas masa lajang karena takut stigma perawan tua
Tidak melepas masa lajang karena dianggap menghalangi jalan adik ku
Tidak melepas masa lajang karena terlanjur berbadan dua ..
Tidak melepas masa lajang untuk bayar utang :-p
Dear God,
Biarkan aku menikmati kesendirian ku
Dan merelakannya pergi pada waktunya
Atau bila kau anggap aku terlalu egois bersenang-senang sendiri
Berikan aku teman terbaik untuk berbagi kesenangan
The good one, of course, if You dont mind .....
Amin........ ..
#unknow
Kemerdekaan menjalani hidup
Keleluasaan mengejar karier
Waktu melimpah untuk hang-out
Masa yang panjang untuk bersenang-senang
Tidur yang nyenyak tanpa dengkuran
Kemewahan untuk menikmati kesendirian
(dan banyak lagi yang terlalu panjang untuk ku sebut semua dalam
doa ku ... )
Beri aku kesabaran untuk ...
Tidak kurang ajar menghadapi tuntutan ortu
Selalu tersenyum bila ditanya mengapa keenakan melajang
Tidak tertawa atas curhat tentang urusan rumah tangga
Beri aku kekuatan untuk ...
Tidak melepas masa lajang karena everybody does
Tidak melepas masa lajang karena takut stigma perawan tua
Tidak melepas masa lajang karena dianggap menghalangi jalan adik ku
Tidak melepas masa lajang karena terlanjur berbadan dua ..
Tidak melepas masa lajang untuk bayar utang :-p
Dear God,
Biarkan aku menikmati kesendirian ku
Dan merelakannya pergi pada waktunya
Atau bila kau anggap aku terlalu egois bersenang-senang sendiri
Berikan aku teman terbaik untuk berbagi kesenangan
The good one, of course, if You dont mind .....
Amin........ ..
#unknow
Sepotong Cinta Dalam Diam
Lelaki ku,...
kau pasti tahu sakitnya cinta yg tak terkatakan
Cinta yg hanya mampu didekap dalam bungkam
Kata orang bahkan diam berbicara
Tapi, menurutku, hal itu tidak berlaku dlm cinta
Sebab cinta harus diekspresikan dan pantang di bawa diam
Sebab cinta harusnya dinyatakan, lalu dibuktikan dengan sikap
Begitu seharusnya cinta....
Tapi, aku memang tidak punya pilihan.
Maafkan...
#unknow
Langganan:
Komentar (Atom)