Kali ini gue mau cerita tentang cinta lho… C.I.N.T.A, psssttt…. Ini cerita
sedih, tentang gue yang pernah jadi tuna asmara, lanjutin deh bacanya….Late post sih, telat buanget malah….
It’s happened how many years ago. Cekidot:
Lo Pernah menawarkan perasaan
suka dengan seseorang tapi Doski keberatan
dengan cinta yang loe tawarkan? Bukan masalah berat badan loe yang ratusan kwintal sehingga dia keberatan
memopangnya, tapi dia merasa terganggu dengan perasaan cinta yang loe tawarkan
ke dia. Gue pernah ngerasain hal itu, cinta
kelapa (lah apa hubungannya dengan kelapa?), singkatan dari “gue cinta
dia nggak apa-apa” (Maksa), duh kasian….gue nangis nih, serius gue nangis
T_T.
Gue juga sih yang kepedean,
nitip-nitip salam ke dia padahal gue nggak tau isi hatinya apa (entah ada
batagor, cireng, empek-empek….), ups hati bukan organ pencernaan yah?, he… Nggak
tau bagaimana reaksinya setelah tau gue suka sama dia. Begok begok begok….. gue
emank begok (Cakar-cakar muka). Memang sih gue kepedean, gue kira dia bakalan
ngerasain hal yang sama dengan gue dan bakal bisa happy ending nantinya. Tapi
yang terjadi malah dia menjauh dari gue, melengos kalau liat muke gile gue, dan
ngelempar sandal trus teriak maling..maliiinnggg, lalu se erte ngegebukin gue,
(Emank gue maling?, iya maling hatinya dia, trus dia nggak ikhlas, minta balik
hatinya juga hati gue, beuhhhh ngarep…..) Pathetic…
Gue nggak tau kenapa gue bisa suka dengan dia, yang pastinya gue kagum
apapun yang dia lakukan, apapun yang dia kenakan, dan nggak ada alasan kenapa
gue nggak kagum dengan dia. Yah kalau katanya Bruno Mars sih “Just The Way You
Are”, kata Emak gue “Tai kambing rasa coklat”. Tapi dia nggak ngerasakan yang sama, dia
pernah Tanya gini sama teman gue yang jadi makcomblang “Desy itu orangnya gimana sih?”. Gue rasa dia salah nanya, harusnya
di nanya:
Dia :
“Desy itu siapa sih?”,
Teman Gue : “Itu
tuh kunyuk yang lepas dari bonbin dan suka buat rusuh
umat berasmara”.
Kenapa dia harus nanya Gue orangnya seperti apa? Gue nggak suka
pertanyaan itu, soalnya kami udah kenal lama. Memang sih belum sempet dekat.
Tapi gue aja nggak pernah nanya dia orangnya seperti apa, walau gue juga nggak
tau dia sebenarnya seperti apa. Seperti yang gue bilang “Just the way you are”.
I know he don’t wanna get me jika gue nggak memenuhi kriteria yang dia
inginkan. Dia nggak bakal mau nerima gue apa adanya. Gue harus tampil seperfect
mungkin, bukan menjadi diri gue sendiri. Nyesek.…. But its oke, I’ll do that,
walau tampilan yang dia inginkan itu seperti apa, kayak Alien, Pororo atau
Zombie kah? gue nggak tahu.
Setelah gue search di google wanita
yang diidamkan para lelaki tuh seperti apa, walau gue sepenuhnya bukan
wanita tapi waria. Gue langsung merubah penampilan juga attitude gue. Be more
feminine dengan sepatu high heel 12 cm dengan resiko kalau kepletot gue bisa
pincang seumur hidup, always wear skirt, keep silent nggak pecicilan (mulut gue
di disfungsikan), bersikap manis kayak gula aren, sering melempar senyum
(padahal pengen ngelempar sepatu), haram kalau tertawa terbahak-bahak. Persis
gadis keraton. Hadehhhh…. Sampai kapan kanjeng putri harus gini, capek dude..
Sumpah, but just for love, I’ll stand up.
Dengan perubahan pada diri gue, nggak menampakkan perubahan pada
sikapnya. Dia tetap dingin kurang dari 0 derajat celcius membekukan otak gue
makanya gue nggak bisa berfikir logis. Gue minta bantuan mbah google lagi, cara
lain mendapatkan gebetan loe adalah dengan menjadi
teman baiknya. Wadowh.. berat nih, seberat gue harus memikul
dosa-dosanya dia. No problem, I’ll try….
Hari pertama gue nyengir, dia masang muka rata kayak hantu.
Hari kedua gue deketin dia malah menjauh, seolah-olah gue mau nyopet
dompetnya yang isinya receh semua.
Hari keriga gue lempar senyum, dia malah lempar kolor, biar gue
pingsan terus sakaratul maut.
Hari keempat gue coba ajak ngobrol, dia malah molor, seolah gue ninabobokin
dia.
Gosh… gue harus gimana lagi nih….
Saat ketemu dan bertabrakan muka (ciuman donk…lagi-lagi ngarep), dia
melengos pura-pura nggak liat gue.
Saat gue nanya sesuatu dengnnya jawabannya Cuma “Iya” atau “Nggak” (Nggak
ada kata lain apa? I Love You kek).
Saat tiba-tiba dalam ruangan berdua dengannya, Ms. HENING yang
mendominasi. Sakiiittt Dude….
Lama-lama gue ngerasa nggak nyaman dengan perasaan dan keadaan ini.
gue coba lupain tapi nggak bisa, gue sadar ini bukan cinta tapi ini kutukan. Dosa
apa gue sampai dikasih karma seperti ini, mending dikasih Kurma. Gue nggak mau
menua dengan kegalauan ini. Nggak… gue nggak boleh terus-terusan berharap
dengan orang yang nggak bisa memberi rasa yang sama, Paiiittt dude… bener yang
dibilang emak gue, yang dulu gue kira
coklat ternyata tai kambing.
Cinta itu tentang kenyamanan saat bersama, saling menerima bukan
tenteng keegoisan. Cinta itu Jailangkung, lho… tiba-tiba datang tanpa dijemput
dan pulang nggak diantar. Duh sama jailangkung aja gue kalah. Yang pasti cinta
itu bukan dia… yang nggak bisa memberikan apa yang seharusnya Cinta lakukan.
Rasa ini salah, tapi ini pembelajaran. Belajar mengikhlaskan, kesabaran,
kerja-keras, semangat juang, dan perubahan menjadi manusia lebih baik (Iya in
aja yah, penyemangat si tuna asmara).
God Said : “Orang baik untuk orang baik, orang jahat untuk orang
jahat”. Gue, Dia… nggak ada yang baik ataupun jahat tapi nggak pas….. seperti
pakaian yang kelonggaran pasti kedodoran, kekecilan buat sesak nafas, yah
begitulah kami…. Gue nggak bakalan nawarin cinta itu lagi, gue mau nawarin
persahabatan aja, kalaupun tetap ditolak, gue nggak menawarkan permusuhan kok…
nice to know you Mr. ious, gue bakal pergi dari dunia ini ( Dunia eloe aja
kaleee…. ) gue paling benci bilang Good Bye, tapi khusus buat loe gue harus
bilang Good Bye… goodbye love T_T (teriak-teriak di kamarmandi sambil nangis
dibawah shower). Case Closed.
* Ngefans sama loe sama dengan ngefans ama Bred Pit, Sama? Iya sama.
Bukan sama gantengnya, tapi sama-sama nggak mungkin gue dapetin. Ngenes T_T
Gue setuju kalau cinta itu kayak jalankung :) Happy blogwalking !
BalasHapus