Kamis, 28 November 2013

Cinta Kelapa

Kali ini gue mau cerita tentang cinta lho… C.I.N.T.A, psssttt…. Ini cerita sedih, tentang gue yang pernah jadi tuna asmara, lanjutin deh bacanya….Late post sih, telat buanget malah…. It’s happened how many years ago.  Cekidot:

Lo Pernah menawarkan perasaan suka dengan seseorang tapi Doski keberatan dengan cinta yang loe tawarkan? Bukan masalah berat badan loe yang ratusan kwintal sehingga dia keberatan memopangnya, tapi dia merasa terganggu dengan perasaan cinta yang loe tawarkan ke dia. Gue pernah ngerasain hal itu, cinta kelapa (lah apa hubungannya dengan kelapa?), singkatan dari “gue cinta dia nggak apa-apa” (Maksa), duh kasian….gue nangis nih, serius gue nangis T_T.

Gue juga sih yang kepedean, nitip-nitip salam ke dia padahal gue nggak tau isi hatinya apa (entah ada batagor, cireng, empek-empek….), ups hati bukan organ pencernaan yah?, he… Nggak tau bagaimana reaksinya setelah tau gue suka sama dia. Begok begok begok….. gue emank begok (Cakar-cakar muka). Memang sih gue kepedean, gue kira dia bakalan ngerasain hal yang sama dengan gue dan bakal bisa happy ending nantinya. Tapi yang terjadi malah dia menjauh dari gue, melengos kalau liat muke gile gue, dan ngelempar sandal trus teriak maling..maliiinnggg, lalu se erte ngegebukin gue, (Emank gue maling?, iya maling hatinya dia, trus dia nggak ikhlas, minta balik hatinya juga hati gue, beuhhhh ngarep…..) Pathetic…

Gue nggak tau kenapa gue bisa suka dengan dia, yang pastinya gue kagum apapun yang dia lakukan, apapun yang dia kenakan, dan nggak ada alasan kenapa gue nggak kagum dengan dia. Yah kalau katanya Bruno Mars sih “Just The Way You Are”, kata Emak gue “Tai kambing rasa coklat”.  Tapi dia nggak ngerasakan yang sama, dia pernah Tanya gini sama teman gue yang jadi makcomblang “Desy itu orangnya gimana sih?”. Gue rasa dia salah nanya, harusnya di nanya:
Dia                      : “Desy itu siapa sih?”,
Teman Gue        : “Itu tuh kunyuk yang lepas dari bonbin dan suka buat rusuh umat berasmara”.
Kenapa dia harus nanya Gue orangnya seperti apa? Gue nggak suka pertanyaan itu, soalnya kami udah kenal lama. Memang sih belum sempet dekat. Tapi gue aja nggak pernah nanya dia orangnya seperti apa, walau gue juga nggak tau dia sebenarnya seperti apa. Seperti yang gue bilang “Just the way you are”. I know he don’t wanna get me jika gue nggak memenuhi kriteria yang dia inginkan. Dia nggak bakal mau nerima gue apa adanya. Gue harus tampil seperfect mungkin, bukan menjadi diri gue sendiri. Nyesek.…. But its oke, I’ll do that, walau tampilan yang dia inginkan itu seperti apa, kayak Alien, Pororo atau Zombie kah? gue nggak tahu.

Setelah gue search di google wanita yang diidamkan para lelaki tuh seperti apa, walau gue sepenuhnya bukan wanita tapi waria. Gue langsung merubah penampilan juga attitude gue. Be more feminine dengan sepatu high heel 12 cm dengan resiko kalau kepletot gue bisa pincang seumur hidup, always wear skirt, keep silent nggak pecicilan (mulut gue di disfungsikan), bersikap manis kayak gula aren, sering melempar senyum (padahal pengen ngelempar sepatu), haram kalau tertawa terbahak-bahak. Persis gadis keraton. Hadehhhh…. Sampai kapan kanjeng putri harus gini, capek dude.. Sumpah, but just for love, I’ll stand up.

Dengan perubahan pada diri gue, nggak menampakkan perubahan pada sikapnya. Dia tetap dingin kurang dari 0 derajat celcius membekukan otak gue makanya gue nggak bisa berfikir logis. Gue minta bantuan mbah google lagi, cara lain mendapatkan gebetan loe adalah dengan  menjadi teman baiknya. Wadowh.. berat nih, seberat gue harus memikul dosa-dosanya dia. No problem, I’ll try….
Hari pertama gue nyengir, dia masang muka rata kayak hantu.
Hari kedua gue deketin dia malah menjauh, seolah-olah gue mau nyopet dompetnya yang isinya receh semua.
Hari keriga gue lempar senyum, dia malah lempar kolor, biar gue pingsan terus sakaratul maut.
Hari keempat gue coba ajak ngobrol, dia malah molor, seolah gue ninabobokin dia.
Gosh… gue harus gimana lagi nih….
Saat ketemu dan bertabrakan muka (ciuman donk…lagi-lagi ngarep), dia melengos pura-pura nggak liat gue.
Saat gue nanya sesuatu dengnnya jawabannya Cuma “Iya” atau “Nggak” (Nggak ada kata lain apa? I Love You kek).
Saat tiba-tiba dalam ruangan berdua dengannya, Ms. HENING yang mendominasi. Sakiiittt Dude….

Lama-lama gue ngerasa nggak nyaman dengan perasaan dan keadaan ini. gue coba lupain tapi nggak bisa, gue sadar ini bukan cinta tapi ini kutukan. Dosa apa gue sampai dikasih karma seperti ini, mending dikasih Kurma. Gue nggak mau menua dengan kegalauan ini. Nggak… gue nggak boleh terus-terusan berharap dengan orang yang nggak bisa memberi rasa yang sama, Paiiittt dude… bener yang dibilang  emak gue, yang dulu gue kira coklat ternyata tai kambing.

Cinta itu tentang kenyamanan saat bersama, saling menerima bukan tenteng keegoisan. Cinta itu Jailangkung, lho… tiba-tiba datang tanpa dijemput dan pulang nggak diantar. Duh sama jailangkung aja gue kalah. Yang pasti cinta itu bukan dia… yang nggak bisa memberikan apa yang seharusnya Cinta lakukan. Rasa ini salah, tapi ini pembelajaran. Belajar mengikhlaskan, kesabaran, kerja-keras, semangat juang, dan perubahan menjadi manusia lebih baik (Iya in aja yah, penyemangat si tuna asmara).

God Said : “Orang baik untuk orang baik, orang jahat untuk orang jahat”. Gue, Dia… nggak ada yang baik ataupun jahat tapi nggak pas….. seperti pakaian yang kelonggaran pasti kedodoran, kekecilan buat sesak nafas, yah begitulah kami…. Gue nggak bakalan nawarin cinta itu lagi, gue mau nawarin persahabatan aja, kalaupun tetap ditolak, gue nggak menawarkan permusuhan kok… nice to know you Mr. ious, gue bakal pergi dari dunia ini ( Dunia eloe aja kaleee…. ) gue paling benci bilang Good Bye, tapi khusus buat loe gue harus bilang Good Bye… goodbye love T_T (teriak-teriak di kamarmandi sambil nangis dibawah shower). Case Closed.

* Ngefans sama loe sama dengan ngefans ama Bred Pit, Sama? Iya sama. Bukan sama gantengnya, tapi sama-sama nggak mungkin gue dapetin. Ngenes T_T 

1 komentar: