Selasa, 18 Maret 2014

KARMA ITU ADA

“Ring.. ring.. “ telefon di meja gue berbunyi.
Gue             : “Hallo.. hallo... “
Hening sekejap, lalu ada suara seorang wanita membentak “INI NIH, NOMONGLAH SENDIRI”. Memerintahkan seseorang untuk bicara dengan gue.
Lalu seorang laki-laki tertatih-tatih bicara “Halloo... Jessy... ini Pak Memet.. “
Gue              : Ooo bapak, ada apa pak?
Pak Memet  : “ Bapak mau minta tolong Jess, tolong buatkan surat jaminan berobat ke rumah sakit X, bapak mau berobat jess..”
suaranya bergetar dan sumpah kalau loe yang dengar pasti meneteskan air mata. Kayak suara orang yang lagi di injek gajah. Ngiikk.. Ekk..Kasihan bingit.
Gue                : “Iya pak, nanti suratnya siapa yang ambil?”
Pak Memet    : “Tolong Jessi kasih ke Hanafi, nanti dia yang anter ke rumah bapak, tolong ya Jess..”.
Gue                : “Iya pak”.

Pak Memet, dia adalah sorang pegawai pensiunan. Mengidap komplikasi penyakit. Salah satunya adalah Diabetes. Beberapa minggu yang lalu beliau dirawat inap selama sebulan di rumah sakit karena kaki kirinya harus diamputasi, dan tagihan yang ditagihkan ke perusahaan hampir 90 juta.

Jujur gue kasian bingit dengan Perusahaan. Bayangkan, 90 juta bisa menggaji berapa puluh pegawai di kantor gue. Sedangkan beliau hanyalah seorang pegawai pensiunan yang sudah nggak memberikan kontribusi lagi buat perusahaan. Well, memang dulu saat masih bekerja beliau memberikan kontribusi buat perusahaan. Tapi.. gue pernah mendengar track record yang jelek tentang dia buat perusahaan, seperti korupsi, nerima uang suap dari rekanan, mempermainkan perobatan dengan nagihin kuitansi berobat palsu.
Yah mungkin karena itu gue jadi nggak sebegitu kasihan dengan keadaannya sekarang. However peraturan di perusahaan gue tetap menanggung 100% pengobatan pegawai pensiunan.

Saat surat jaminan berobat gue kasih ke Hanafi (salah seorang cleaning service).
Hanafi   : “Bapak itu nggak ada minta tolong dengan saya mbak”.
Gue bingung...
Gue       : “Nah terus gue kasih ke siapa donk? Tadi bapaknya bilang titip ke Mas Hanafi?”.
Dia juga bingung.
Hanafi bersikeras nggak mau ngasihin tuh surat ke pak Memet. Anak CS lain gue suruh nggak ada yang mau. Sumpah gue bingung. Untuk menghubungi nomor pak Memet, nggak aktif. Yah sudahlah akhirnya tuh surat gue letakkan aja diatas meja gue. Paling juga nanti ada pihak keluarga yang ngambil.

Sehari.. dua hari gue tungguin tuh surat masih tetap nggak ada yang ambil. Akhirnya gue ceritain ke rekan kerja gue mbak Berty. Dari dia gue dapat banyak cerita.

Tentang anak CS yang nggak mau dimintain tolong ngasihin surat jaminan berobat karena mereka udah kapok ketemu tuh bapak. Pernah saat ketemu tuh bapak malah dimintain uang, minta dibeliin ini itu kayak mie ayam, rokok, ongkos ojek dan banyak dah. Ya walaupun hanya itu, tapi kan bagi mereka uang sangat berarti lah, berapalah gaji yang mereka terima sebagai CS.

Mbak Berti aja saat ngebesuk dimintain beli tongkat 400.000, - untung si Mbak baek.

Tentang keluarganya, tuh bapak punya 3 istri. Sekarang yang ngurusin dia adalah istri ke tiga. Dua istri sebelumnya diceraikan. Anak dari istri pertama dan ke dua sudah nggak mau lagi ngurusin si bapak. Karena kesal dengan kelakuannya kepada ibu-ibu mereka. 
Udah nggak ngasih nafkah, suka main perempuan, ah.. paket kumplitlah. Mana istri ke tiga ini ceritanya jahat bingit, hanya ingin hartanya dan suka menganiaya si bapak. 
Uang pensiunan 400.000.000,- an habis sia-sia oleh istri ke tiganya. Dan sekarang saat si bapak sudah terbaring sakit eh si istri ke tiga malah nggak ngurusin. Kasian juga sih.

in the other side pasti lu berfikir nih bapak pasti guanteng, karena bisa dapat 3 istri. Kenyataannya Nggak sama sekali. He looks like a Pig instead. Sorry.. terlalu jujur. Ahahaha... walau begitu buanyak wanita-wanita cantik jatuh cinta. because of his Money and Jimat Lada hitam. 
Kalau tuh jimat dilemparkan ke wanita yang dia suka dengan dibacakan aji-ajiannya, sang wanita langsung kelepek-kelepek dan langsung nempel. yah... semacam pelet lah. 

***

Besoknya gue dihubungi oleh pihak rumah sakit, menanyakan tentang beberapa perawatan yang boleh dan tidak dilakukan oleh rumah sakit. Dari pihak rumah sakit yang menghubungi inilah gue tau keadaan si bapak saat ini. Katanya kondisi pak Memet sudah sangat mengenaskan sekali. Kaki sebelahnya yang belum diamputasi sudah mulai membusuk dan menimbulkan bau yang sangat nggak sedap. Dokternya pun bilang, ngurusin bapak ini sama seperti ngurusin binatang. Gosh...

Well, dari cerita pak Memet gue manarik kesimpulan. Kalau KARMA Itu ada. Yah.. walaupun dalam Islam Karma itu nggak ada. But i belefe it there.
Sekarang beliau diberi cobaan berat oleh tuhan, disulitkan matinya.
Di dunia aja udah disiksa seperti itu yak.. apalagi nanti diakhirat. Gue berharap masih ada amal baik yang dilakukan oleh bapak ini saat didunia, sehingga bisa meringankan siksaannya diakhirat nanti. Even just a little.



Mungkin dalam Islam karma itu adalah hukum sebab akibat. Kalau kita melakukan hal baik akan dibalas kebaikan oleh Allah. Begitupun sebaliknya. Pernah gue mendengar cerita dan sedikit nasihat dari seorang motivator ibu Tami Utanti. Beliau adalah seorang motivator di perusahaan gue, penghasilannya saja bisa mencapai ratusan juta hanya dalam 4 hari.
Penampilan bu Tami sangat nyentrik buanget. Dalam ruangan saja beliau memakai topi pantai, sepatu boat tinggi. Dari penampilannya nggak nyangka kalau beliau memiliki hati yang sangat mulia. Ibu Tami ini punya beberapa panti asuhan anak dibawah 15 tahun dan berapa panti jompo dengan ratusan jomponya.
Pernah dalam suatu acara dengan bangganya beliau menceritakan tentang kesuksesan anaknya. Dalam usia 19 tahun anaknya sudah lulus kuliah kedokteran di UGM. Dahulu sebelum memutuskan kuliah di FKUGM, anaknya ditawari kuliah tanpa test di FK UI dan di ITB. Anaknya memilih UGM karena saat masuk dia harus test.
Bahasa inggrisnya excelent, sampai-sampai sering dimintai tolong oleh beberapa Menteri untuk menterjemahkan teks bahasa inggis ke bahasa indonesia.
Ibu Tami bilang, “Saya lebih bangga ngomongin kesuksesan anak saya dibandingkan dengan kesuksesan saya dengan gaji sekian ratus juta dalam beberapa hari”. Wuihh...
“Sekarang saya tanya bapak-bapak yang ada di sini (menanyakan audience) mau nggak bapak punya anak seperti anak saya?”.
Sentak semua audience menjawab “MAU...”.
“Bapak tahu apa rahasianya agar bisa punya anak seperti itu? Jawabannya hanya satu... beri dia makan makanan yang halal. Itu saja”.
Deg sleb... dalem. Apalagi hampir semua audience disitu adalah rombongan manajer se-sumatera yang yah.. pastinya buanyak ditawari suap dari pihak lain.

Yang terjadi pada ibu tami juga KARMA. Iya, Karma. Tapi karma yang baik. Sebab yang baik, dengan akbiat yang baik pula.



Dari Ibu Tami gue ambil pengen suatu saat nanti gue punya anak, gue bakal menghidupi dia dengan uang halal. Sumpah.. beliau panutan banget. Namun harus dimulai dari diri gue juga. Gue juga harus makan dengan uang halal juga, menghidupi diri gue dengan uang halal juga, sampai akhirnya gue menikah akan menuai keturunan anak-anak yang sukses seperti anaknya bu Tami. Amin...

Nyokap gue bilang, kehidupan itu tergantung dari niat kita mengawalinya. Kalau diawali dengan hal yang baik maka kehidupan akan berjalan baik juga. Begitupun sebaliknya.
Gue yang sering ngeluh dengan pekerjaan yang super numpuk, dengan penghasilan hanya seper sekiannya pegawai senior yang kerjanya nggak seberapa. Gue harus ikhlas...
Sekarang tentang bukan seberapa banyak yang perusahaan kasih buat gue tapi seberapa banyak yang gue kasih buat perusahaan. Kerja keras, ikhlas dan rezeki pun akan ngikut.


Well guys, gue ngajak kalian nih buat bekerja dengan baik, makan dari hasil keringat kita sendiri, jangan makan gaji buta, jangan makan hak orang, jangan merugikan orang lain, jangan korupsi walau hanya korupsi waktu. Karena karma itu akan datang. Kalau bukan sekarang, suatu saat tanpa kita sadari dia pasti datang. Mungkin disaat akhir kehidupan kita.




Be Aware...

Sabtu, 15 Februari 2014

Gak perlu galau

Pernah suatu saat gue ngerasa unfortune banget. Jenuh dengan keadaan terutama dengan STATUS gue. Bukan status FB, BBM atau Jejaring sosial lain. Tapi status gue as a Single, Single fighter. Yups, im still single di umur yang udah sepantasnya untuk menikah. Apalagi melihat teman-teman yang udah punya suami, bahkan punya anak. It’s a fuckin shit for me. Seriously im jealouse. Pengen punya kehidupan seperti mereka.

Entah udah berapa lama gue Jomblo. Yeah.. Jomblo men!!!. Jomblo itu pilihan gue. Walau jarang yang memilih. #miris

Even katanya SHE “Im single and very happy”. Yeah it’s absolutely right. Tapi nggak selamanya benar.

Happynya saat semua keputusan gue putuskan sendiri, pengen jalan-jalan kemanapun, pengen nongkrong dan bergaul dengan siapapun, mau balik ke rumah jam berapapun, BEBAS. Nggak ada yang melarang.

jadi jomblo itu bikin awet muda. Ini pengalaman pribadi gue, saat jadi nominator duta PLN tahun 2013 lalu. Sepertinya saat itu umur gue yang paling tua. Ada sih beberapa yang seumuran. Tapi yang 2 tahun di bawah gue aja ngerasa gue lebih muda dari dia. Mereka fikir gue 23 instead I’m almost 28. Mereka kaget dan nggak percaya.
“Gue fikir lo adek gue lah”. Kata teman dari medan.
“Iya mungkin dia belum merasakan pahitnya kehidupan”. Timpal teman gue dari papua.
Emank kehidupan pernikahan itu menyakitkan kah? Bukannya senang ya?..
pernah gue baca artikel kalau seringnya berhubungan suami istri itu bikin awet muda. Seringnya beranak juga bikin awet muda. Nah gue yang belum pernah melakukan apalah itu.. tapi malah lebih muda dari mereka yang udah menikah? *pak dokter tolong jelaskan….

Namun dalam beberapa hal, saat kondangan, saat malam mingguan, saat sakit, mati lampu, genteng bocor, gue butuh someone.

Saat gue dengar saudara dan teman gue ngeluh saat dimarahin, dilarang-larang oleh pasangannya. Gue malah pengen… pengen diperhatiin, pengen dinasihatin. Karena gue yakin nggak semua keputusan yang gue ambil itu benar. I need a partner. Walaupn selama ini gue sering coba tapi selalu GAGAL terus LUKA. Hellow Melow…


 Iya Gue sering banget Gagal, bangkit, gagal lagi, bangkit lagi. tapi bagi gue, lebih baik gagal dari pada bertahan pada hubungan yang salah. Pasti akan jauh lebih menyakitkan.

Jadi jomblo itu sensitif. Saat di tanya “kapan nikah?” berasa di ejek buanget. Meski belum tentu sih.


Jadi Jomblo juga sering galau, apalagi lihat orang lagi bermesra-mesraan. Arrrhhhh…. Gue-gigit kuku mpe lepas. Ahahaha… namun pernah gue bersyukur atas keadaan gue saat gue dengar cerita tentang kehidupan pernikahan teman-teman gue berikut (Nama gue samarkan):
1.    Tika, teman kuliah gue dulu. Awalnya gue ngiri buanget dengan Tika dan suaminya Mickey. Kebersamaan mereka awet ampe jenjang pernikahan. Tika jadian ma Mickey berbarengan dengan gue jadian dengan Qy. Tapi hubungan gue dan Qy gak bisa dipertahankan lagi dengan alasan jarak & cita-cita. Lain halnya dengan Tika. Dia rela memutuskan menikah dengan Mickey, menjadi ibu rumah tangga, dan turut suami ke pulau sumatera meninggalkan pulau jawa tanah kelahirannya. Kami masih sering melihat kabar dari facebook. Sampai akhirnya Tika kirim pesan di FB gue. Nanyain apa sih resep awet muda dan tambah cantik. Karena gue seringan posting Pic di FB, secara gue emank narsis… dia pengen banget merubah dirinya. Padahal dulunya Tika lebih cantik dan lebih menarik dari gue. Tapi sekarang dari Picnya dia terlihat lebih hitam, kusam, kurus dan kurang terawat. Akhirnya dia curhat. Kalau kehidupan pernikahannya nggak bahagia. Suaminya suka selingkuh, nggak kasih nafkah lahir batin dan parahnya suka mukulin. Berubah 180 derajat saat pacaran dulu. Kalau pernikahannya terus dipertahankan akan perlahan-lahan membunuhnya, dan kalaupun bercerai kasihan dengan nasib anak-anaknya. Dan dia bilang “Menyesal”.
2.    Lisa, teman SMA gue dulu. Dia cantik, pintar dan tajir. Dapat suami yang ganteng, mapan dan baik hati. Sempurna banget lah kehidupan teman gue satu ini. Namun saat 4 bulan usia kandungannya, sang suaminya koma dan divonis tumor otak, yang mengharuskan operasi besar dan memakan biaya yang sangat besar. Akhirnya setelah operasi, keadaan suaminya membaik, tapi harus rutin mengkonsumsi obat yang harganya 1 juta setiap hari. Kebayang kalau sebulan bisa 30 juta, nah kalau 1 tahun? Dubrak… Ya… biaya nggak masalah lah bagi dia, secara bokap nyokap mereka tajir, kebun karet luas, Lisa juga seorang dokter dan suaminya juga pegawai pemda. Namun baru bebrapa bulan yang lalu gue dengar penyakit suaminya kambuh lagi. Dan dioperasi kembali untuk kedua kalinya. Gosh.. kasihannya. Kalaupun suaminya tetap hidup, keadaannya gak akan 100% pulih. Akan terus rutin mengkonsumsi obat yang super duper mahal dan sedikit-demi sedikit akan mengkikis hartanya. Kalaupun nauzubilahiminzalik meninggal dia akan jadi janda di usia muda.
Dan dia bilang Menyesal.
3.     Lia teman adik gue. Ditinggal kabur suaminya saat anaknya baru umur 2 bulan.
Dan dia juga bilang menyesal.

Banyak sih permasalahan rumah tangga yang pernah gue dengar. Yah mungkin dengan keadaan mereka membuat gue merasa sedikit lebih beruntung. Beruntung tidak pernah merasakan beban dan tanggung jawab seberat itu juga penyesalan sebesar itu. Gue lebih positif thingking dengan tuhan. Mungkin dengan runtutan kegagalan yang gue alami, tuhan pengen gue belajar atas segala kekurangan dan lebih memperbaiki diri. Sampai saatnya jodoh gue tiba, gue udah lebih pantas untuknya. I wish…

So, nikmatin aja apa yang sudah tuhan kasih dalam hidup ini. karena apapun keadannya, itu yang terbaik dan yang terpantas untuk gue.


sampai akhirnya akan seperti ini;